desperate housewife

kupeluk tumbler erat-erat :D

Saat bepergian benda apa yang ngga boleh ngga, harus kamu bawa? Selain dompet sama hape pastinya lah yaa... Kalo saya sih tumbler. Apalagi setelah punya anak, tumbler hukumnya wajib di bawa saat bepergian.

Emang buat apa sih bawa tumbler segala? Banyak fungsinya sih bagi saya:

Pertama, sangu air minum. Yang ini udah pasti lah ya, semua juga tahu kalo tumbler itu buat wadah air minum kan, atau mungkin ada yang make tumbler buat wadah uang? Saking banyaknya uangnya sampe bank aja ngga sanggup nampung huehehehe. Tumbler ini biasanya saya isi air putih aja, karena Thifa kalo haus ya maunya minum air putih ngga mau minum yang lain. Kalo makan di luar lumayan juga buat menghemat pengeluaran beli air minum, hihi. Meskipun ada tulisan dilarang membawa makanan dan minuman dari luar, menyelundupkan air minum dalam tumbler sebiji ga masalah biasanya, paling mereka pikir "Oh, itu minuman bekal anaknya, huahaha.

Eh pernah lo kejadian, petugas jaga asalnya meminta kami meninggalkan tumbler di penitipan barang sebelum masuk kolam renang, tapi sama Thifa ngga boleh, akhirnya petugasnya ngalah hahaha.

Dulu jaman saya masih sekolah, saya ingat suka bawa minum pake botol air mineral. Kadang air putih biasa, kadang juga sirup saya masukkin ke botol itu. Belum tahu sih kalo botol air mineral itu ngga boleh dipake berulang-ulang.

Menurut artikel yang pernah saya baca, botol air mineral terbuat dari bahan plastik polyethylene terephthalate (PET). Bahan ini boleh digunakan untuk wadah makanan atau minuman. Akan tetapi, pemakaian berulang dapat memungkinkan masuknya komponen plastik dalam minuman yang dikemas. Nah,cemaran dari bahan plastik dapatini bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Untuk wadah makanan/minuman isi ulang yang aman, pilih yang berbahan (Low Density Polythylene) LDPE. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini. Atau PP (Polypropylene) yang merupakan pilihan terbaik dan aman untuk bahan bahan makanan dan minuman, terutama botol minum untuk bayi, Bisa dicek di bagian bawah kemasan biasanya ada tertera bahan pembuatnya.

Fungsi tumbler yang kedua, tempat minum sisa. Kalo pas makan di luar kadang kala air minum yang sudah kita pesan ngga sanggup kita habiskan karena perut udah kepenuhan. Mau ditinggal sayang dong, apalagi kalo pesennya bangsa minuman yang muahal, Keluarin deh si tumbler, tuang air minum sisa ke dalam situ. Biasanya kalo udah makan tumbler kosong, kan emang kita pesen minumnya ngga banyak, karena udah bawa minum dari rumah. Tapi mau ga pesen sama sekali ngga enak juga, mencurigakan lah, masak pesen makan ngga minum hihihi.

Fungsi ketiga, untuk ciduk air darurat. Jadi pernah nih, pas Thifa buang air kecil di wc salah satu resto cepat saji, air yang buat nyiram di wc itu ngga nyala. Tapi keran yang di wastafel bisa keluar. Mana di wc nya ngga ada gayung pula. Si tumbler jadi penyelamat, bisa jadi ciduk air darurat :D

Nah, itulah kenapa tumbler jadi benda wajib bawa saat saya bepergian, kalo kamu benda apa yang ngga boleh ketinggalan saat bepergian?

@rahmiaziza

Pasar Johar terbakar! Begitu yang saya baca dari massage salah satu teman dari grup whatsapp. Penasaran saya langsung googling, ternyata benar. Sekitar pukul 21.00 WIB, tanggal 09 Mei 2015, Pasar Johar terbakar.

Banyak yang berduka dari peristiwa ini. Bukan hanya para pedagang yang memang mengais rejeki dengan berjualan di Pasar Johar. Tapi juga para konsumen yang punya kenangan dengan pasar Johar, termasuk saya.

Pasar Johar sebelum terbakar. Foto dari: seputarsemarang.com

Jaman masih kuliah saya pernah cukup sering bolak-balik ke Pasar Johar untuk kulakan. Saya jualan seprei dan bedcover waktu itu. Sebelumnya saya belanjanya di pasar Baru Bandung. Harga seprei dan bedcover memang lebih murah dari pasar Johar. Yaiyalah pabriknya kan berada di kota yang sama. Tapi kalau diperhitungkan transport sama repotnya bawa dari Bandung ke Semarang kayaknya lebih menguntungkan belanja saja di pasar Johar. Ngga mikirin ongkos kirim, ngga mikirin angut-angkut barang lintas kota. Paling cuma mikirin gimana ngangkut bedcover dari Johar sampai kosan hehehe.

Bisnis sepre dan bedcover saya waktu itu lumayan laris. Jualannya enak pula, karena tinggal nunjukin katalog, konsumen pilih yang mana, besok kalo ke Johar tinggal beli sesuai pesanan. Jadi ngga kudu beli dulu dengan resiko barang ngga laku karena konsumen ngga suka sama motifnya. Paling-paling saya beli satu untuk sampel bahan aja.

Udah gitu dikosan ada mbak kos yang bersedia bawa katalognya ke kantor, kemudian banyak temen-temennya yang ikutan pesen.

Saya ingat pernah belanja bedcover naik motor sama si Ayah (tapi dulu belum nikah). Kanan-kiri tangan saya nenteng bedcover. Karena pesanan ngga cuma dua, di jok tengah sama di depannya si Ayah juga dengan terpaksa harus diisi dengan bedcover. Saya sampai ngga bisa liat jalan karena pandangan ketutupan bedcover. Duh pejuangan banget ya cari duit.

Selain bed-cover saya juga pernah kulakan tas korea di Pasar Johar. Kalo yang ini sih belanjanya sama kakak. Dulu kan sempet happening banget tuh tas model Korea, eh sampai sekarang juga ya? Sebelumnya kakak pernah mau beli langsung di Jakrta, importir langsung. Tapi pas sampai sana ternyata stoknya tinggal dikit, barang yang ditunggu belum datang-datang juga. Pas nyari ke Johar kok ada, yawis daripada jauh-jauh ke Jakarta mending belanja di sini aja kan?

Cukup banyak kenangan tak terlupakan saya dengan pasar Johar. Semoga renovasinya berjalan lancar dan para pedagang bisa jualan kembali yak. Terus pasarnya bisa jadi lebih nyaman. Kangen juga belanja di Pasar Johar :)

@rahmiaziza

Anak seribu pulau, begitu saya memberi julukan pada diri saya sendiri. Lebay huehehe, karena meskipun dulu saya sering tinggal berpindah-pindah sesuai tempat dimana Papa ditugaskan, tapi ya ngga sampai seribu juga kali pulaunya. Jangankan seribu sepuluh aja ngga ada. Tapi biarlah, biar kedengaran keren gitu yak, kaya acara di tv jaman dulu ada kan "Anak Seribu Pulau" *langsung ketahuan jamannya hihi.

Karena berpindah-pindah itulah, selain saya melakukan jelajah daerah tempat tingggal, otomatis saya juga melakukan jelajah rasa. Tiap kota yang saya singgahi punya kuliner khasnya masing-masing. Semuanya berkesan, tapi ada satu yang pernah saya kangenin banget tapi ngga tahu harus cari di mana di Semarang, kota yang saya tinggali saat ini. Sekalinya udah nemu resto yang menjual makanan itu, harganya lumayan mahal. Rp 30.000 seporsi, bagi Mak Irits itu pastinya mahal banget kan yaaah. Emang makanan apa siih? MIE TITI alias mie kering khas Makassar yang disiram kuah panas kental dengan berbagai macam isian.

Seorang kawan menyarankan untuk masak sendiri. Hah masak sendiri? Sayah? Masak mie titi? Kalo mie instan sih bisa hihihi.

"Gampang kok, kukasih resepnya ya by email," begitu kata si teman. Dan begitu saya buka email dari teman saya itu.. "Hah begini doang?" Bumbunya gampang banget, ngga perlu ngulek-ngulek. Hanya butuh satu bumbu halus yaitu merica. Aah itu mah gampang kan udah ada lada putih halus bubuk Koepoe Koepoe.

Kebetulan nih hari ini kakak saya yang di Tangerang mau datang ke rumah. Dan saya memutuskan untuk masak mie titi. Thifa girang banget. Dia emang seneng liat maknya masak dan bawaannya pengen bantuin, padahal maknya aja ngga suka masak hihihi. Dan Thifa juga selalu lebih suka makanan yang dibuat emaknya daripada makanan serupa yang dibeli di luar. Pernah saya bikin bolu. Menurut saya rasanya ya biasa, kayak bolu pada umumnya, malah secara penampakan ya bagusan bolu-bolu yang dijual di luar sana, tapi dia bisa habis banyak banget padahal biasanya kalo dibeliin bolu ngga suka. Coba deh kalo mie titi ini dia bakal suka ngga ya?

Bahan:

Mie basah (atau mie telor), daging sapi (1 ons atau sesuai keinginan), ayam, bakso, sawi sendok hijau, bawang putih 5 siung digeprek, bawang bombay 1 siung diiris, lada putih/merica bubuk Koepoe Koepoe, 2 butir telur dikocok, 3 sdm mayzena, garam, gula.

Cara buatnya

Siapkan Mie kering. Bisa mie basah yang dijual di pasar kemudian digoreng sampai kering. Tapi kalo saya sih biasanya pake mie telor, direbus dulu trus digoreng. Kali ini saya memakai dua bungkus mie telor.

Untuk kuah panas isiannya bisa daging, udang, ayam, bakso, sosis, atau bakso. Seberapa banyaknya tergantung selera aja, kalau saya cuma pakai 1 ons daging sapi, 2 potong ayam, dan 5 butir bakso.

Daging sapi dan ayam direbus dulu sampai empuk. Air rebusan daging (kira-kira sebanyal 3 mangkuk bakso) disimpan. Setelah dingin, ayam dan daging dipotong kecil-kecil.

Saat proses memasak, Thifa ribut aja pengen bantuin, yaudah dia saya kasih bagian ngocok telur, yang gampang hihi. Saya yang bagian ngoseng-ngoseng di atas kompor.

Pertama, lelehkan margarin, tumis bawang Bombay sampai layu, masukkan bawang putih dan lada putihKoepoe Koepoe. Masukkan isian daging, ayam, dan bakso. Oseng-oseng sebentar kemudian masukkan irisan sawi. Masukkan air rebusan daging tadi. Didihkan, larutkan 3 sdm mayzena, aduk sampai mendidih. Masukkan telur yang sudah dikocok, aduk. Tambahkan garam dan gula secukupnya. Kuah sudah jadi. Tuang di atas mie kering. Tadaa.. beginilah penampakannya, menggiurkan kan...

Bisa ditambah tetesan jerul nipis dan saus sambal sesuai selera. Jangan lupalada putih bubuk Koepoe Koepoe juga ikut dihidangkan bersama mie, kali ada yang doyan pedes. Soalnya tadi saya cuma ngasih lada sedikit aja, karena ini mau dimakan sama anak-anak juga, jadi jangan sampe kepedesan.

Rasanya gimana? Kalo #CurhatanRasa Thifa, "Masakan kita, enak!" Begitu katanya.

Alhamdulillah senangnya... meskipun mama chef abal-abal, tapi kalau Thifa bilang enak, mama sudah gembira bukan kepalang, apalagi lihat kamu lahap makannya.

Besok kita jelajah rasa lagi yuk Thifa!

Tulisan ini diikutsertakan dalam kontes blog #CurhatanRasa Koepoe Koepoe

@rahmiaziza

huaaah segarnya bangun pagiii

Bangun pagi? Kalo bagi saya sih ngga masalah. Somboong hihi. Iya, soalnya udah jam biologisnya, tiap Subuh bahkan seringnya sebelum Subuh ya udah otomatis kebangun aja gitu.

Tapi bukan bawaan orok sih kebiasaan bangun pagi ini. Dulu jaman saya masih sekolah bangun Subuh juga lumayan susah, dipaksa-paksain karena ada kewajiban sholat. Jadi inget Papa dulu suka membangunkan kami anak-anaknya dengan mencipratkan air ke muka. Atau kalo ngga jam weker yang udah kita matiin dihidupin lagi. Kadang juga suka dengan sengaja menelpon ke telepon rumah pake hapenya. Begitu kami mak jenggirat bangun mau angkat telepon, kecele, ternyata Papa yang telepon.

Setelah berumah tangga terutama pas udah punya anak, karena saya cuma punya waktu bebas ngapa-ngapain saat anak tidur, jadinya sering aja bangun dini hari, bablas sampe Subuh ngga tidur lagi. Lumayan bisa buat update blog, blogwalking, atau ngonsep tulisan. Konsekuensinya habis Magrib biasanya udah ngantuk. Ngelonin bocah, bocahe masih lelumpatan emaknya udah ngorok hehehe.

Kalo udah jadi jam biologis, bangun pagi emang ngga susah. Yang susah itu bagaimana merubah jam biologis dari asalnya bangun siang menjadi bangun pagi. Terutama anak kuliahan yang ngekos nih. Bebas merdeka karena ngga ada ortu yang patroli subuh-subuh bangunin anaknya, apalagi jadwal kuliah juga ngga pagi-pagi amat. Kalo jaman saya kuliah dulu, kaerna D3 dapet jatah kuliah siang. Giliran di semester berikutnya dapet jadwal kuliah pagi karena kuliahnya ngikut fakultas lain (dulu kuliah FISIP, untuk mata kuliah bahasa Inggris dan Jepang ngikut di fakultas Sastra) gilaa tersiksa booo.

Tapi tenang aja ada tips sukses bangun pagi yang akan saya bagi buat kamu

Niat. Yak betul niat. Sebelum tidur harus kamu niatkan betul-betul dalam hati kalau kamu mau bangun pagi. Saya udah sering ngalamin sendiri, kalo saya niat sebelum tidur gitu pengen bangun jam berapa, ntah gimana caranya pasti saya bangun jam segitu, tapi kalo ngga niat, suka bablas aja ketiduran.

Pesan sama orang minta dibangunin. Tentu saja orang yang biasa bangun pagi ya, jangan orang yang sama kebluknya sama kamu. Bilang sama mereka jangan segan-segan menggedor-gedor pintu kamar kalau perlu didobrak sekalian. Jangan lupa bilang juga, merusak artinya membeli. Ganti pintu gue yang rusak woooy!!

Pasang alarm. Kalo jaman sekarang alarm biasanya disetel di hape, ga masalah. Tapi yang perlu kamu lakukan adalah, setelah menyetel alarm, taruh hape kamu jauh dari jangkauan, misalnya di atas genteng. Jadi ngga ada cerita tuh alarm bunyi, kamu sambil merem matiin alarmnya trus tidur lagi. Atau bisa juga kamu isntal alarm, yang kalo mau matiin bunyinya harus menjawab soal yang rumit. Misalnya perkalian, akar-akaran, pangkat, atau logaritma sinus, cosinus, tangen. Saya udah pernah nyoba instal di samsung galaxy tab tapi di un instal lagi. Lah buat apa wong saya juga ga pake itu udah bisa bangun pagi kok.

Nah itulah sedikit tips sukses bangun pagi yang bisa saya bagi. Kamu mau nambahin tipsnya? Monggo lho!

@rahmiaziza

Late post banget iniih. Mau cerita tentang piknik bersama di sekolahan Thifa dimana Thifa dapet hadiah untuk siswa berprestasi.

Jadi tanggal 6 Mei lalu, sekolahan Thifa ngadain piknik sekaligus acara perpisahan. Destinasinya ke pabrik Nissin, kopi Banaran, dan pasar Bandungan.

Saya ikut nemenin Thifa dan ngajak Hana juga doong, bayarnya Rp 260.000,- Dari rumah kebayang sambil nemenin Thifa piknik sambil cari bahan buat posting di Hello Semarang. Tapi ternyata, liputan sambil bawa duo bocah tanpa asisten itu berat boo!

Di tujuan pertama yaitu Nissin biscuit, anak-anak akan masuk melihat proses pembuatan biskuit. Emaknya disuruh nunggu di emprium cafe. Tapi ternyata Thifa pengen emaknya ikut masuk juga, bener-bener ngga mau dia masuk cuma sama guru n temen-temen tanpa emaknya. Yasudah akhirnya keluar uang lagi deh Rp22.500 biar emaknya bisa ikut masuk.

Sebelum masuk, mbak pemandu udah woro-woro dulu dilarang memotret dan memvideo *kemudian masukkin tab ke dalam tas*.

Sebenarnya agak kurang puas sih ngeliat proses pembuatan rotinya soalnya cuma ngeliat dari kaca, dari jarak yang mayan jauh. Jadi bukannya kita bisa masuk bener-bener ke dalam pabriknya. Yaiyalah rombongan anak-anak masuk pabrik roti? Ngga kebayang deh apa yang bakalan terjadi, hehehe. Kalo saya sih lebih puas nonton di laptop si unyil ajah, meskipun hanya dari layar tivi tapi ngeliatnya bisa lebih ceto, soalnya nge-shoot nya kan dari deket.

Setelah selesai lihat-lihat proses pembuatan biskuit, kami dibawa lagi ke emporium cafe, makan, dan yang mau belanja-belanji boleh juga. Katanya harga biskuit di sini jauh lebih murah dari di supermarket sana. Tapi saya ngga belanja apa-apa sih, males aja beranjak dari tempat duduk sambil bawa duo bocah *bahasa alus dari ngirit huahahaha*

Setelah selesai rangkaian acara di Nissin kami bertolak ke kopi Banaran. Sbeelum acara games yang dipandu sama EO, ada sedikit seremonial perpisahan berupa pemberian hadiah untuk siswa berprestasi. Dari PAUD dipilih dua anak, perempuan dan laki-laki, begitupun dari TK. Daaan, Thifa dapet loh!! Horee selamat ya Thifa. Lumayan dapet hadiah tas hello kitty jadi ngga ada alesan untuk minta tas baru sama Mama ya hahaha.

Kenapa kok Thifa bisa dapet? Kalo menurut analisis saya.. Thifa itu di sekolah selalu memperhatikan gurunya. Kalo gurunya bertanya dia hampir selalu jadi orang pertama yang merespon. Itu pernah di sampaikan gurunya pada saat penerimaan rapor pertama Thifa.

Meskipun Thifa belakangan mulai malas-malasan sekolah, tapi saya lihat sih kalo udah nyampe di sekolah, asalkan ada saya di dalam kelas dia heppi-heppi aja dan lumayan bersemangat.

Pengennya saya Thifa ngelanjut sekolah di sana aja biar deket sama rumah n tempat kerja Ayahnya. Tapi dianya ngga mau. Saya sempet tanya, "Gurunya baik ngga kak?" Jawabnya sih baik.

"Ada yang galak nggak?" Katanya ngga ada.

"Lah kok ngga mau lanjut sekolah di sini?" Bosen, katanya. Pfiuuh. Gatau nih besok mau lanjut kemana, atau mungkin ngga lanjut dulu, tahun depannya aja langsung TK besar? Ya siapa tahu dia emang bosen setelah sekolah selama kurang lebih 3 tahun ini. Wait n see sajalah, masih belum memutuskan nih. Ada saran?

@rahmiaziza

Bermimpilah bahkan untuk hal yang mustahil sekalipun. Bermimpi yang saya maksud di sini bukan mimpi bunga tidur ya. Tapi sebuah impian atau angan-angan.

Saya ingat betul dulu jaman saya masih siaran radio di Makassar. Saat-saat mendekati hari H saya resign karena Papa sudah pensiun. Angan-angan banget pengen bisa bawain acara talkshow bareng artis. Beberapa rekan penyiar sudah ada yang melakukannya. Tapi gimana ya, kebetulan acara yang saya pegang di radio itu bukan jam yang biasanya ada artis datang. Pasrah dan hanya sanggup bermimpi. Ngga lama kemudian manager radio bilang sama saya bahwa besok di jam saya siaran bakal interview sama beberapa artis yang kebetulan ada event di Makassar. Ada Olivia Zalianti, Ibnu Jamil, Demian, sama beberapa orang lagi yang ngga begitu terkenal #ops, maksudnya saya yang ngga gaul karena ngga tahu mereka hihii.

Ada sebuah momen lagi dimana saya sangat iri sama teman yang sudah beberapa kali dapet panggilan ngemsi. Iri yang posritif lah yaa. Saya pengen juga gitu kaya dia bisa ada pengalaman ngemsi. Tapi kok kayaknya ngga mungkin banget, saya udah ngga lama lagi siaran di radio itu dan kalo udah ngga siaran apalah saya ini, siapa yang mau nawarin saya jadi MC? Lagi-lagi hanya bisa bermimpi, dan ngga lama setelah itu, saya ingat malam hari ketika henda tidur hape saya berbunyi. Telepon mausk dari ustad langganan jadi nara sumber radio. Saya sudah cukup sering siaran bareng dia. "Jadi MC di acara ultah ponakan saya ya." Ponakannya merayakan ultah yang ke -17, acaranya diadakan di salah satu resto di Makassar. Subhanalloh, betapa Maha baiknya Alloh mewujudkan mimpi-mimpi saya.

Sesaat sebelum resign pernah juga ngobrol santai sama teman, teman saya nyeletuk "Enak ya kalo suatu saat kita bisa siaran dari dalam rumah aja." Saya langsung bayangin saya siaran hanya pake daster masih bau iler. Hihihihi. Rasanya mustahil, tapi sekitar setahun kemudian, radio onlien mulai marak. Saya melamar di salah satu radio tersebut. Keterima, saya siaran dari kamar san bisa didengarkan oleh semua orang di segala penjuru dunia.

Setelah menikah, saya seringkali berkeluh kesah sama suami. Saya sering mengajukan pertanyaan retoris ke dia, "Bisakah saya menjadi penulis?" Beberapa kali saya sudah mencoba mengirim tulisan ke media dan penerbit tapi selalu gagal. Saya ngga tahu cara apa lagi yang harus saya pakai selain ini. Saya browsing di internet gimana biar bisa jadi penulis freelance ngga nemu *ngg apa kata kuncinya salah ya?* Saya pesimis, saya ngga tahu pintu mana yang harus saya ketuk dan saya masuki. Saya hanya bisa bermimpi. Dan tak lama setelah itu saya mengetahui ada komunitas ibu-ibu penulis di Semarang, saya gabung, dan sedikit demi sedikit jalan mulai terbuka. Beberapa tulisan saya sudah diterbitkan di media, ada juga yang terbit jadi buku antologi. Alhamdulillah..

Saya juga pernah berangan-angan sama suami, pengen punya karya bareng. Menerbitkan sebuah komik yang creatornya adalah kami. Dan terwujud juga komik Mak Irits ini. Memang sih bukan murni kami berdua yang ngerjain. Komik yang terbit cetak lebih banyak digambar oleh adik ipar, dan sekarang saya memperkerjakan orang lain untuk menggambar komik online-nya. Tapi tetep kan creatornya kami. Saya membuat cerita dan suami banyak membantu dalam pembuatan karakter juga mengawasi pengerjaan gambarnya.

Mak Irits jadi komik, baju, dan pin, selanjutnya?

Masih ada mimpi yang saya pelihara hingga sekarang. Saya ingin Mak Irits bukan hanya sekedar menjadi komik tapi jadi semacam Intelektual Properti (IP). Mungkin nantinya Mak Irits jadi sebuah film animasi, menjelma jadi appron atau ada dalam gelas karakter di rak makanmu. Hahaa aamiin.

Saya sangat percaya dengan kekuatan mimpi. Jadi, bermimpilah bahkan untuk hal yang mustahil sekalipun. Karena mimpi adalah doa.

Halooo udah pada punya alamat email? Hare gene gitu loh, yakinlah yaaa 7 dari 10 warga dunia udah punya alamat email. Lah sisanya yang ratusan juta, yang di luar sepuluh orang??? Pada ngga punya huehehe.

Nah kali ini saya pengen ngobrolin bagaimana sebaiknya membuat alamat email. Pentingkah? Penting sih menurut saya.

Pernah ngga kamu bertanya alamat email seseorang, dan dia menyebutkan alamat yang bikin kamu mengrenyitkan dahi. Misalnya..

"Alamat emailku Vxcryy.xmail.com."
"Oh fikri?"
"Ehtapi pake v ya bukan f, trus pake x bukan k. Aku eja aja deh.."
"Eh sik sik, ambil kertas dulu"

Huaaa tanya alamat email aja ribet bener yaaak. Beneran ada alamat email kayak gitu? Iya bener ada, bisa dibilang orang dekat saya sendiri kook. Tapi no mention ya, mudah-mudahan dia ngga baca postingan ini haha.

Masih mending ya kalo yang tanya cuma orang biasa macam saya, palingan mau kirim request friend di FB, coba kalo yang nanya si bos, atau orang-orang yang mungkin pengen ngasih job ke kamu, dan mau kirim detailnya lewat email. Bisa jadi dia mikir daripada bikin gue stress mending ngga jadi aja deh. Cari alamat email yang normal-normal aja huehehe.

Tapi saya pernah juga sih bikin alamat email yang agak-agak alay. Jaman duluu, jaman modem masih belum tercipta di dunia ini. Internetan di warnet dengan tarif mulai dari Rp 6.000/jam, kalo mau murah ya beli paket internet tengah malem huehehe.

Pernah bikin email dengan username deeply. Terinspirasi dari lagunya Savage Garden: Truly Meadly Deeply. Emailnya sekarang sih udah musnah, penyedia layanannya udah banting setir hehe.
Trus setelah itu, bikin alamat email lagi : alfaiza_04. Ada artinya ituu. Jadi alfaiza gabungan antara nama saya rahmiaziza dengan suami (namanya Alfa, tapi waktu itu belum nikah). Trus 04 tahun jadian kami. Gimana? Udah cukup alay kan alamat emailnya hahaha. Untung loh saya beneran jadi nikah sama dia, kalo ngga yaudah dimusnahkan aja tu alamat email kali ya hahaha.

Karena kebutuhan admistratif blog sayapun bikin email baru lagi di gmail. Kali ini alamatnya ngga neko-neko, pake nama sendiri aja biar gampang ngga pake mikir dan mudah diingat. rahmi.aziza@gmail.com. Bandingkan dengan dua alamat email sebelumnya, lebih baik yang mana? Ya tetep lebih baik yang sebelumnya doong --> kata anak alay hihihi.

Jadi gimana sebaiknya membuat alamat email? Alamat email yang baik adalah alamat yang mudah diingat, mudah saat diucapkan, ngga menimbulkan pemahaman ganda. Saran saya. Saya ulangi SARAN SAYA. Bukan saran pakar IT atau pakar bahsa tubuh *lah apa hubungannya*?

Jangan buat email gabungan nama kamu dan pacar, terlalu alay dan kalo putus repot
Jangan buat email dengan embel-embel perusahaan tempat bekerja. Ngga jaminan kita kerja di situ terus kan? Keuali email yang memang khusus untuk keperluan perusahaan tersebut.
Jangan buat alamat email dengan embel-embel narsis. Misalnya rahmi_imoet. Kalo masih remaja unyu-unyu lucu kali ya. Tapi kalo udah beranjak dewasa, di lingkungan kerja misalnya trus ada klien minta alamat email, ngga enak aja nyebutnya.
Jangan buat alamat email gabungan dengan angka misalnya r4hm14z1z4, kalo yang kayak gitu lebih baik untuk password. Atau rahmiaziza84, mungkin angka itu menunjukkan tahun kelahiran, tahun jadian atau umur *hah?* Selain susah diingat orang lain, bisa jadi kita sendiri yang punya email yang lupa. "Eh wingi kae pas nggawe email aku pas umur piro yo?" :D
Jangan buat alamat email dengan tanda strip atau underscore. Ntar panjang pengucapannya dan kadang suka kebalik-balik antara tanda strip sama underscore itu karena di satu tombol yang sama. Kalo tanda titik kaya alamat email saya, menurut saya sih gapapa, itu kan buat pemisah suapa gampang mbacanya juga.

Dari tadi jangan mulu, jadi sebaiknya gimana dong? Kalo menurut saya, buat nama email sesuai dengan nama asli kita aja atau nama populer kita (misal nama pena). Lah kalo nama kita udah ada yang make? Ya buat alternatifnya. Misal rahmi.aziza udah ada yang pake. Bisa rahmiaziza, r.aziza, azizarahmi yang penting ngga jauh-jauh dari nama kita yang dikenal sama orang lain.

Setahu saya sih alamat email ngga bisa diubah. Atau ada yang tahu cara merubahnya, tolong saya dikasih tahu, pengen ngerubah alamat email yang alay itu soalnyaah hahaha.

Bikin aja alamat email baru. Ya bikin email baru emang gampang sih ya.. Tapi kalo relasi udah terlanjur tahu alamat email kita yang lama misalnya. Ngirim tawaran kerjaan yang menggiurkan disonoh, ternyata email itu udah ngga pernah kita buka-buka lagi. Rugi kan ya..

Ada yang mau kasih tips tambahan bagaimana membuat alamat email? Monggo loh!

@rahmiaziza

Bismillahirrohmanirrohim.

Halo temans, mulai hari ini InsyaAlloh akan ada rubrik inspirasi di blog ini. Supaya yah paling tidak blog ini bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada para pembaca gitu. Siapa yang akan saya tulis di rubrik inspirasi? Ya tentu saja orang-orang yang bisa memberikan inspirasi. Kali ini saya kan menulis tentang Dewi Rieka, penulis beken nan bersahaja. Pasti tahu dong serial anak kos dodol yang udah sampai buku kesekian itu? Yang udah dikomikkin bahkan dijadiin film juga? Yap penulisnya adalah Dewi Rieka alias Dedew.

Dedew berpose di samping banner film AKD

Pertamakali saya tahu Dedew dari salah satu serial anak kos dodol yang dibawa seorang teman ke rumah. Saya baca, ih lucu banget ceritanya, menggelitik, real. Saya yang mantan anak kos langsung bergumam, "Ini gue banget!".

Setelah itu saya penasaran dengan karya Dedew yang lain, saya kepoin blognya yang dulu masih di multiply. Dari blog itu saya tahu kalau Dedew ternyata tinggal di Ungaran yang tak jauh dari Samarang. Bisa dibilang Ungaran itu kota kecil. Ungaran merupakan ibukota dari kabupaten Semarang. Saya tambah kagum, karena banyak yang bilang tinggal di kota kecil membuat sesorang ngga bisa berkembang. Tapi Dedew membuktikan hal yang berbeda. Dia tinggal di Ungaran, kota kecil, karyanya banyak, best seller, bahkan salah satunya sudah difilmkan!

Pertamakali bertemu langsung dengan Dedew di cafe pizza Semarang, saat mendatangi undangan salah satu provider. Dedew bawa Alde anaknya yang nomor dua yang masih seumuran Thifa. Single fighter dari Ungaran, ngga bawa suami atau siapa kek yang bisa dijadiin baby sitter. Waw! Di tas besarnya sudah ia persiapkan semua keperluannya dan si bocah. Termasuk mainan hot wheels, yang bisa jadi senjata ampuh kala anaknya mulai bosan. Saya lantas meniru cara Dedew, kalo pergi bawa anak harus bawa sesuatu yang disukainya biar ngga rewel hehehe.

Kalau dulu saya sama Dedew hubungannya hanya sebatas fans dengan orang yang diidolakan, sekarang kami adalah teman yang hampir tiap hari rumpi di socmed. Meskipun lebih beken, ngga pernah Dedew menunjukkan sikap keminter, bahkan dia tampak selalu semangat menimba ilmu pada siapa saja yang ditemuinya.

Berawal dari seringnya berdiskusi, membuat kami kemudian membentuk komunitas blogger perempuan Semarang bernama Gandjel Rel bersama tiga orang kawan blogger lainnya (Uniek, Wuri, dan Lestari).

Bagaimana perjuangan Dedew menjadi seorang penulis? Apakah kesuksesan ujug-ujug datang menghampirinya? Yuk kita simak wawancara saya dan Dedew berikut ini!

Sejak kapan bercita-cita pengen jadi penulis?
Sejak SD sebenarnya pengen tulisanku mejeng di media. Hihi. Tapi entah ya kepikiran nggak saat itu mau jadi penulis. Cuma pengen mejeng aja.

Sejak kapan mulai serius nulis?
Nulis buku pertama tahun 2006. Tapi, fulltime writer mulai tahun 2007. Abis resign dan pindah ikut suami ke Ungaran, bawa bekal laptop hihihi.

Judul dari karya pertama yang terbit?
Karya pertama banget di Rubrik Tak Disangka, SD hihi. Kalau karya pertama setelah niat jadi penulis tahun 2004 cerpen di Kompas Anak. Sampai kubingkai dong cerpennya. Hihi.

Ceritain dong jatuh bangunnya Dedew mewujudkan impian menjadi penulis!
Macam-macam yaa mulai dari naskah udah oke dan tanda tangan SPK, terus gagal terbit. Nggak dapat royalti buku yang ditulis, juga pernah. Ditolak melulu? Biasa itu hihihi.

Siapa sih yang menjadi panutan makdew dalam hal menulis?
Suka Hilman dan Boim hehe. Bhai Benny Rhamdani. Mbak Dian Kristiani dan Watiek Ideo untuk ide-ide mereka yang gila untuk buku anak.

Sampai saat ini sudah berapa buku yang terbit?
Kalau solo, duet trio baru 29 buku. Kalau yang antologi 60-70 buku mungkin. Pas masih heboh ikutan antologi hehe.

Diantara semua buku yang pernah terbit, yang paling booming yang mana?
Serial Anak Kos Dodol

Buku yang ditulis genrenya apa saja, paling suka nulis yang bergenre apa?
Nulis serabutan mulai dari anak, remaja hingga buku menyusui. Tapi, bahsanya sih tetap yang ringan dan kocak gitu. Sekarang pengen fokus buku remaja dan buku anak saja deh.

Lebih duluan mana, ngeblog atau nulis buku?
Dakuw ngeblog duluan lho. Awalnya, hanya sebagai arsip untuk tulisan yang sudah dimuat di media massa hehe.

Lebih enak ngeblog atau nulis buku?
Kalau saat ini sih, saling melengkapi, kalau lagi stress sama naskah buku maka aku ngeblog hihihi. Soalnya walau sama-sama nulis, beda ya outputnya. Kalau blog kita lebih bebas nulis apa saja, dan tanggapan pembaca langsung kita dapat. Nggak seperti buku yang nunggu buku terbit, baru dapat respon pembaca. hehe.

Apa yang Mbak Dedew lakukan untuk meningkatkan skill nulis?
Aku ngeblog, banyak baca, ikut workshop nulis buat curi ilmu dari teman-teman penulis hehe.

Makdew kan bisa dibilang penulis yang udah sukses, tapi kok saya lihat masih rajin ikut pelatihan nulis sana-sini, buat apa?
Banyak sih yang bisa dipelajari dari pelatihan nulis. Apalagi, untuk bidang nulis yang belum kita kuasai. Tiap penulis kan punya spesialisasi beda-beda. Nulis komedi belum tentu bisa nulis dongeng. Jadi ya, ayo belajar. Selain itu juga, bisa untuk nambah semangat menulis. Dan bikin jaringan hehe.

Mba Dedew kan tinggal di Ungaran, yang bisa dibilang kota kecil (hihi maap) ada kendala ngga sih sebagai penulis tinggal di kota kecil?
Hm, nggak ya. Karena pekerjaan penulis kan bisa dimana saja. Kita tinggal nulis naskah di rumah, diskusi naskah dengan editor, diskusi cover dengan illustrator, masalah promosi, sampai transfer royalty semuanya bisa dilakukan via internet. Hihihi. Keajaiban teknologi :)

Ada ngga keinginan Mbak Dedew terkait dunia kepenulisan yang belum tercapai?
Banyak siiih…pengen bisa nulis naskah novel komedi romantis, pengen bisa kayak mbak asma nadia, ikut writer residence di luar negeri, pengen bisa ngaajar nulis, banyak...semoga diberi Allah kesehatan dan umur panjang aamiin..

Pesan Mbak Dedew untuk teman-teman yang punya cita-cita menjadi penulis.
Mulai menulis sekarang juga. Naskah takkan terwujud hanya dengan PENGEN hahaha. Nikmati prosesnya, jatuh-bangunnya. Hasil akhirnya Inshaa Allah terasa nikmaat…

Begitulah hasil wawancara saya sama Dedew. Oya buku terbaru Dedew berjudul miss matching dan AKD horor baru saja terbit, bisa kamu beli di toko buku terdekat.

Yang masih kurang puas dan masih pengen ngepoin Dedew, kunjungin aja blognya di www.dewirieka.com, atau colek do'i di twitter @dewirieka. InsyaAlloh mensyen kamu akan dijawabnya, karena Dedew penulis beken nan bersahaja. Selalu rendah hati pada siapa saja. Ya, begitulah saya mengenal Dedew. Ngga percaya? Kenalan aja sendiri ;)

@rahmiaziza

ini kakak saya, role model saya

Role model bisa diartikan panutan atau teladan. Siapa sih yaang seringkali dijadikan role model oleh sang anak? Sebelumnya saya pernah menulis tentang anak cerminan orang tua, kali ini saya mau cerita tentang adik cerminan kakak.

Waktu saya baru punya satu anak, yaitu Thifa, saya perhatikan Thifa itu nyontoh saya banget dari gesture sampai cara bicara, tapi pas masih batita. Setelah itu mah pengaruhnya macam-macam, mulai dari tivi sampai teman sepermainan. Nah setelah Hana lahir saya lihat Hana lebih banyak meniru Thifa daripada saya.

Apa yang dilakukan Thifa ditirunya. Thifa buka buku, Hana ikut-ikutan, bahkan kadang rebutan padahal banyak buku di rak hehehe. Thifa nyocol saos tomat Hana ikutan, Thifa lari-larian bareng temnnya ya Hana ikut ucul juga, saya ajak main ngga mau, pokoknya ikut kakak! Bahkan kadang Hana hanya mau dipakein baju sama kakak, mau mandi kalo bareng kakak.

Saya jadi inget jaman saya kecil dulu. Ingatan saya terjauh sih pada saat saya TK. Yang jadi role model saya banget itu kakak saya yang pertama, yang jarak usianya 3,5 tahun. Kalo sama kakak kedua selisih usia kami deket banget cuma 1,5 tahunan, jadi kami berdua sering banget nguntit kakak pertama kemana-mana, dan kakak pertama kayaknya juga suka sebel hihihi.

Sampe tanda tangan aja saya niru banget tanda tangan kakak pertama saya. Padahal kalo diperhatikan sekarang tanda tangannya ngga banget deh, mlungker-mlungker kaya kawat besi gitu hihhi (sori mbaaak) tapi ya waktu itu kayak keren aja. Saya copas dengan sedikit modifikasi hehehe.

Sampai kuliah loh, saya masih suka meniru kakak saya. Cara berpakaian, cara berdandan, cara ngomong hihihi yah namanya juga masih mencari jati diri hehehe.

Kalo sekarang Alhamdulillah saya udah menemukan jati diri saya, udah ngga ikut-ikutan lagi. Ya mungkin tepatnya setelah lulus kuliah trus dapet kerja sih. Udah mulai tahu apa sebenarnya yang saya mau tanpa bayang-bayang kakak lagi. Hahaha telat banget ya.

Tapi ya.. yang namanya sodara ya, ada dunia kami yang sama, yaitu dunia tulis-menulis. Dari dulu saya dan ketiga sodara saya lainnya (bukan cuma kakak pertama aja) sama-sama pengen jadi penulis.Sekarang saya dan kakak nomor satu sama-sama menekuni dunia blogger dan berada di beberapa komunitas yang sama. Adik dan kakak kedua juga sebenarnya, cuma karena berbagai kesibukan mereka ngga begitu aktif. Adik saya sekarang jadi reporter di Jakarta, sementara kakak kedua masih asyik dengan keluarga kecilnya dan belum tergerak untuk mulai nulis lagi, padahal waktu kecil beliau yang paling tekun looh. Nulis cerpen bahkan cerita panjang berlembar-lembar dengan tulisan tangan di buku tulis. Sampe-sampe tergerak hati Papa membelikan mesin tik hehehe. Mungkin nanti kali ya kalo anaknya udah agak gedean, di bakal mulai nulis lagi kayak saya. Jadi jangan kaget ntar di grup komunitas ada empat perempuan bersodara bareng-bareng di sana hehehe.

Nah kalo kamu temans, siapa yang pernah jadi role model kamu?

@rahmiaziza

Beberapa hari lalu, (hastag) #KemanaKomikIndonesia ramai di timeline komikus. Ramainya kemarin kenapa baru saya bahas sekarang. Biasalah saya emang suka membahas sesuatu yang basi biar ngga terkesan korban mode hihihi. Etapi sampe sekarangpun masih ada kok yang membicarakan tentang topik ini, salah satunya saya. Lainnya ngga tahu ya hehehe.

Mungkin karena saya ngga begitu banyak punya teman komikus di facebook jadi saya agak telat tahu. Iya kadang saya tidak merasa sebagai seorang komikus karena saya ngga bisa nggambar meskipun punya karya berupa komik.

Oke balik ke #KemanaKomikIndonesia, kenapa sampai ada hastag seperti itu? Jadi sepertinya ada seseorang di facebook yang mempertanyakan soal eksistensi komik Indonesia yang tidak terlalu nampak di pasaran. Beda sama komik-komik luar macam doraemon, dragon ball, naruto, dan puluhan judul lain yang kalau kamu diminta untuk menyebutkan pasti hapal di luar kepala. Tapi coba komik Indonesia apa aja. Mungkin tahunya cuma komik Mak Irits huahahaha, maunyaaa.

Mungkin pertanyaan #KemanaKomikIndonesia lebih kepada style dari komik Indonesia yang ada saat ini. Ada yang mengatakan style komiknya kok kebanyakan lebih mirip komik luar. Sebenarnya saya juga agak bingung sih komik yang style nya Indonesia itu yang kayak gimana ya? Apa harus yang berbentuk wayang-wayang gitu apa gimana? Kalo komik Mak Irits itu style apa ya?

dari fanpage komik si Koel

Saya kok malah jadi inget waktu pertamakali si Ayah pedekate ke saya ngasih komik buatan dia, fotokopian gitu. Trus saya bilang, "Ini apa sih? Oh, pasti buku-buku yang suka dijual di lampu merah itu ya?" Haha underestimate banget ya.

Tapi waktu itu saya memang sama sekali belum pernah baca komik Indonesia. Eh ada ding komik Indonesia yang pernah saya baca yang cerita tentang surga neraka gitu deh, sama komik pendekar-pendekaran yang terbit di koran.

Yang paling sering saya baca ya komik Jepang, hampir tiap hari waktu jaman SMA pinjam komik di persewaan. Sesekali pinjam komik Amerika macam Donal Bebek, blas ga pernah sama sekali terlintas nyari komik Indonesia.

Setelah kenal si Ayah aja baru saya tahu ternyata komik Indonesia itu ada dan sedang berusaha bangkit. Waktu itu masih banyak yang berjuang dengan mencetak komiknya secara indi, dipotokopi alakadarnya. Sekarang sudah mulai banyak yang terbit melalui penerbit mayor. Ya bisa dibilang mulai beberapa tahun lalu sampai sekarang adalah masa kebangkitan komik Indonesia, moga besok bisa masuk di masa keemasan ya.

Kalo kamu termasuk orang yang mempertanyakan #KemanaKomikIndonesia coba deh ke www.ngomik.com. Ada ribuan komik Indonesia publish online di sana termasuk komik Mak Irits (baca: Data&Fakta Komik Indonesia). Style dan ceritanya beragam dan yang keren-keren buanyaaak.

Yang udah terbit cetak pun banyak.

Tapi soal style, ah saya no komen. Ga mudeng juga soalnya hehehe. Yang penting ceritanya bagus pasti saya support. Kalo ngga sanggup membeli, minimal ngelike fanpagenya, bantu share postingannya dan komen-komen biar makin banyak orang yang tahu tentang komik Indonesia. Ya anggap aja bayaran udah membaca gratis (tiru-tiru si Koel hehehe).

Nah gimana denganmu temans, termasuk yang support komik Indonesia kan? Sebagai salah satu support terhadap komik Indonesia, bisa loh dengan ikutan giveaway satu tahun komik Mak Irits. Caranya gampang aja, tinggal komen, kalo beruntung bisa dapet hadiah yang oke punya ;)

@rahmiaziza

Udah beberapa hari ini, entah apa penyebabnya, ikut-ikutan siapa, Thifa suka ujug-ujug ngomong, "Mah, kapan-kapan ke sungai sama Ayah mancing ya."

Saya sih asal-iya-iyain aja, biar cepet, kalo kata orang Makassar "Pa'iyoi mi natippa" hehehe. Entah kapan bakalan beneran mancing, secara saya dan ayahnya juga ngga suka mancing. Tapi tiba-tiba kemarin kok kepikiran untuk ngajak Thifa mancing, sekalian nyobain makanan di resto itu, sekalian juga cari bahan tulisan buat web Hello Semarang hehehe.

Ada satu tempat pemancingan yang ngga terlalu jauh dari rumah namanya Jowo Deles, hari Minggu kemarin kami ke sana.

Sampai di sana, saya langsung nanya-nanya ke mbaknya mulai dari menu, tempat mancingnya dimana, masaknya lama apa bentar, ya maklumlah pendatang baru. Setelah tanya-tanya kami memutuskan untuk pesan makanan dulu, sambil nunggu kami mancing. Ntar kalo udah matang makanannya kami bakal dikasih tahu sama waitressnya. Saya memilih gurami goreng dan nila bakal. Untuk gurami harga perons nya Rp 6.750. Perekor beratnya bisa 3-5 ons. Jadi harganya dikalikan itu aja. Selain ikan ada menu lain berupa ayam, dan aneka gorengan (tahu, tempe, pisang).

tempat makan terletak di atas kolam

Untuk mancing di area pemancingan Jowo Deles dikenakan biaya Rp. 5000, baik yang bawa alat pancing sendiri maupun yang pinjam alat pancing yang sudah disediakan di sana. Harga segitu udah termasuk umpan berupa pelet.

Beberapa kali narok umpan selalu dimakan ikan tapi ikannya lolos. Ternyata cara yang bener itu, begitu gerak-gerak karena umpan dimakan ikan, langsung kita tarik, janagn nungguin ikannya selesai makan ya. Menyimpulkan sendiri sih inih hihihi, karena pertama-pertamanya, gerak-gerak gitu didiemin aja, dipikir otomatis ikan bakal nyangkut kalo udah makan umpan ternyata nggak. Tapi begitu ganti strategi, langsung tarik saat pancing gerak-gerak langsung dapet ikan, kecil tapinya hihihi.

Tak lama waitress datang menyampaikan makanan sudah siap, saya naik duluan pilih meja, sementara si Ayah masih lanjut mancing sama Thifa.

di balik minuman itu ada sambal dua porsi, sambal koreknya mantaap!

Setelah dapet ikan enam ekor, mereka selesai mancing, itu juga karena bolak-balik saya telpon, takutnya mereka keasyikan, trus dapet ikan banyak, kan harus dibeli tu ikan yang udah kepancing Rp 25.000/kg hehehe. Tapi ternyata ikan yang didapet kecil-kecil, yang sebenarnya boleh dibalikin lagi ke kolam. Tapi karena Thifa pengennya dibawa pulang ya udah dibawalah itu ikan yang total beratnya cuma dua ons, harganya cuma lima ribu hihihi.

Waktu Thifa dan si Ayah datang, saya udah selesai makan. Saatnya motret-motret lokasi buat bahan review hehe. Salah satu kelebihan Jowo Deles, lokasinya di daerah tanjakan jadi bisa melihat kota Semarang dari atas.

Memandang Semarang dari atas bukit

Tempat makannya luas, bisa pilih, mau yang terbuka atau dalam ruangan. Tempat makan yang terbuka ini bawahnya kolam ikan juga, ada air mancur mininya, jadi bocah betah berlama-lama di sini sambil nonton ikan. Cocok juga nih kalo mau ngadain acara arisan atau reunian. Bisa dipake free selama tiga jam katanya, asal mesen makanannya di sini ya. Ada juga gedung berkapasitas 250 orang yang disewakan.

Hari itu, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Datang ke satu tempat, yaitu Jowo Deles, selain makan siang, Thifa bisa mancing, saya dapet bahan buat nulis hehehe.

@rahmiaziza

Assalamualaikum, halo temans :)

Rabu kemarin si ayah dan teman-temannya yang tergabung dalam studio komik Papillon diundang menghadiri acara #SinauBareng di Jaringan Rumah Usaha. Temanya kali itu rekreasi digital, dan yang jadi pembicara Sweta Kartika komikusnya Grey&Jingga yang sudah sangat ngehits terutama di kalangan penikmat komik. Bayangin aja, sebulan terbit udah cetak ulang loh. Padahal komik itu sudah terbit juga di fanpage, bisa dibaca gratis, tapi tetep aja laku! Selain komik merchandise yang dia buat juga laku keras loh!

Ini loh yang namanya Sweta. Foto dari popconasia.com

Melihat pembicaranya, saya langsung minta untuk ikut, pikiran saya yaa siapa tahu nanti ada yang bermanfaat yang bisa saya terapkan untuk komik Mak Irits biar bisa mengekor kesuksesan Grey&Jingga.

Cerita sedikit tentang Jaringan Rumah Usaha (JRU) ya. Jaringan Rumah usaha merupakan sebuah lembaga yang BUKAN merupakan lembaga swadaya masyarakat atau lembaga nonprofit. Lembaga ini adalah sebuah bentuk formal dari komunitas yang bersama belajar untuk menjadi lebih baik setiap saatnya, sesuai dengan tagline JRU, berprestasi dan berbuat baik. Selain kegiatan #SinauBareng yang sudah beberapa kali dilaksanakan dengan nara sumber yang berbeda-beda, JRU juga punya kegiatan reguler seperti forum wedangan, forum curah pikir, dll. Lebih lengkap tentang JRU bisa klik webnya di www.rumahusaha.net.

Membuka acara #SinauBareng kemarin, Sweta memperkenalkan karya-karyanya. Selain Grey&Jingga, Sweta membuat komik Wanara dan termasuk salah satu dari tim pembuat komik nusantaranger. Lihat gambar-gambarnya, ampuun neritik alias detail banget. Dan katanya dia punya target menggambar 20 halaman komik dalam seminggu. Glek!

suasana #SinauBareng @JarRumahUsaha

Di acara kemarin ada satu kalimat yang terngiang-ngiang oleh saya sampai saat ini, Sweta mengatakan, jangan buat komik, tapi IP. Tahu bedanya kan, IP merupakan intelektual property, sementara komik hanya salah satu dari pengembangan IP itu. Kalau produk kita sudah menjadi IP, ia bisa menjadi apa saja, seperti komik, animasi, merchandise macam t-shirt, mug, jam dinding, payung dll, bahkan kalo di Jepang karakter Doraemon sudah menjadi duta pariwisata! Saya kemudian membayangkan, kalo Mak Irits mungkin bisa jadi duta konsumen cerdas atau duta perbankan gitu kali ya, hehehe.

Karya Sweta yang kemarin ditunjukkan pada peserta #SinauBareng juga sudah berupa IP. Jadi Sweta ini bener-bener matang memikirkan konsep setiap karakter yang dia buat, sehingga karakternya hidup di hati pembaca. Bahkan tiap karakter ada yang punya fans sendiri-sendiri. Pernah di suatu acara seorang fans memberikan kado ke Sweta, katanya titip buat Darma (salah satu tokoh di Grey&Jingga), hihihi.

Beberapa tips yang diberikan Sweta untuk mengembangakan IP:

Membuat logo, icon, dan judul yang eye catching sehingga orang mudah mengingatnya dan sekali melihat mereka bisa tahu kira-kira cerita apa dibalik judul itu. Misal logo one piece. Dari logo tersebut orang sudah bisa menebak kalau itu cerita tentang bajak laut. Sweta juga menampilkan beberapa siluet, dan kami disuruh menebak. Ada siluet doraemon trus apa lagi ya lupa hihi. Nah itu artinya logo tersebut sudah berhasil tersemat dalam benak para konsumen atau calon konsumen, karena belum melihat gambar secara utuh aja sudah pada tahu itu gambar apaan.
Setelah logo, kita membuat isi cerita. Dalam membuat cerita perlu juga loh dilakukan riset. Supaya kita ngga menceritakan hal yang salah. Contoh waktu Sweta bikin komik apa gitu ada kerisnya, trus ada yang nyeletuk, "Mas keris kok lurus, keriskan harusnya bengkok-bengkok". Nah ternyata keris yang benar ya memang lurus, jadi Sweta sebelum bikin cerita dia harus tahu dulu keris itu seperti apa, sejarahnya kayak apa. Selain itu kita juga harus memikirkan konsep secara matang, bayangkan 10 tahun kemudian karakter yang kita buat mau jadi seperti apa. Pikirkan dari sekarang, persiapkan.
Memasarkan. Kita harus tahu dulu pasar dari produk kita itu siapa. Menurut Sweta lebih baik merambah pasar yang kecil tapi loyal, daripada pasar besar tapi biasa aja. Kadang kita kan pengen ya bikin produk yang semua orang suka, anak kecil, remaja, orang tua. Nah itu sebenarnya memanage nya lebih susah karena seleranya bisa beda-beda. Kalau sudah tahu pasarnya baru kita mulai mempromosikan dan menjual. Sekarang enak ya udah ada socmed yang bisa kita gunakan secara gratis. Maksimalkan. Salah stau cara, jaga jadwal posting. Misal kita udah bikin jadwal komik akan terbit setiap hari Senin sama Kamis, ya harus konsisten menepati jadwal.

Itulah yang bisa saya bagi dari acara #SinauBareng kemaren. Mungkin ada beberapa poin yang terlewatkan. Harap maklum ya, saya sinaunya sambil momong bocah, keluar-masuk ruangan sampe sungkan sama peserta yang lainnya hihihi. Makasih ya Sweta atas ilmunya juga Jaringan Rumah Usaha yang sudah menyelenggarakan. Dan moga bermanfaat ya temans :)

Foto setelah acara #SinauBareng (foto milik @JarRumahUsaha)

@rahmiaziza

Assalamualaikum, halo temans...

Ada yang punya pertanyaan sama kayak saya, "Perlukah istri membuat NPWP sendiri?"

Pertanyaan ini seringkali muncul di kalangan ibu-ibu yang berpenghasilan namun tidak tetap, seperti saya.

Terus terang saya malas banget kalo harus bikin NPWP. Malas bikin laporan tiap bulannya, soalnya belum tentu juga tiap bulan ada penghasilan hehe. Tapi beberapa urusan memang menyarankan untuk menggunakan NPWP. Kalo ngga pake, konsekuensinya potongan pajak bisa lebih besar, misalnya untuk royalti buku, honor penulisan artikel di media, dan pajak hadiah ngeblog.

Denger dari beberapa orang teman, istri bisa nunut NPWP suami jadi ngga perlu ngurus lagi atas nama pribadi. Tapi, tiap kali klien minta nomor NPWP trus saya tanya "pake atas nama suami bisa kan?". Jawabnya, harus atas nama sendiri.

Akhirnya beberapa waktu lalu saya ke kantor pajak. Niatnya mau konsultasi dulu, sebenarnya peraturan yang benar itu gimana sih. Awalnya saya dikasih nomor antrian untuk bikin NPWP, tapi saya kemudian bilang, "Saya belum mau bikin, mau konsultasi dulu, bisa langsung ngga?'. Akhirnya saya dipersilakan masuk ke kantor bagian dalam. Asiik ngga perlu ngantri hehehe.

Singkat kata singkat cerita aja lah ya, setelah ngobrol sama pegawai pajaknya, dia bilang memang benar istri NPWPnya bisa digabung sama suami. Nah jadi peraturan itu belum berubah. Meski bisa aja sih kalo mau dipisah, tapi kantor pajak justru menyarankan untuk digabung biar lebih simpel baik dari pihak pelapor maupun data-data yang ada di kantor pajak sono.

Saya cerita juga dong kalo klien selalu minta yang atas nama pribadi, katanya ngga bisa pake atas nama suami. Jadi gimana nih solusinya?

Akhirnya kami disarankan membuat kartu baru yang mencantumkan dua nama di situ, yaitu nama suami dan istri, tapi NPWP nya tetep satu yaitu NPWP suami yang lama.

Untuk mengurusnya, kita cukup mengisi formulir permohonan kartu baru, menyiapkan fotokopi KK, KTP, dan NPWP lama. Kalo semua udah siap ikuti prosedur seperti biasa, ambil nomor antrian.

Sebenarnya ngurus kartu NPWP itu cepat, langsung jadi pada hari itu juga, asalkan udah dipanggil nomor antriannya hehe. Pas si Ayah ngurusin kartu NPWP datangnya udah siang, nunggu giliran majunya yang lama. Mana perut udah lapar, ngga kepikir bawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Kalo saya sarankan ke kantor pajak lebih baik pagi-pagi dipasin jam bukanya, biar ngga perlu ngantri lama. Paling-paling nunggu bentar OBnya masih bersih-bersih kantor. Daripada bengong mending ikut bantu sekalian hihihi.

Tadaa, nih kartu saya udah jadi, kayak gini penampakannya

di bagian namanya tertulis ALFA ROBBI / RAHMI AZIZA (isteri)

Menurut saya bagus juga bikin kartu kayak gini, biar lebih meyakinkan klien. Data yang ada di kantor pajak juga udah ditambahin dengan nama istri.

Moga artikel ini bermanfaat ya temans :)

@rahmiaziza

Assalamualaikum, halo temaans,

Salah satu alasan orang datang ke tempat makan seperti café atau resto adalah butuh tempat nongkrong. Setuju?

Saya sendiri suka loh nongkrong di café. Seringnya sih bareng orang yang sehari-hari yaa juga ketemu, yaitu suami dan anak-anak hehe. Kenapa harus café? Karena suasananya beda sama rumah. Kalo di rumah bawaannya senewen aja nih ngeliat ada remah-remah makanan di lantai, mainan yang kececer, maunya rapi dan bersih. Padahal namanya punya anak kecil, baru diberesin, berantakan lagi yaa wajar banget . Saya butuh dong sesekali refreshing keluar dari rutinitas, sejenak melupakan pekerjaan rumah, mengabaikan rumah yang berantakan. Dan cafe adalah salah satu tempat yang cocok. Ngga sering-sering juga, bisa bangkrut, paling ngga sebulan sekalilah.

Apa yang menjadi pertimbangan saya saat memilih café untuk tempat nongkrong?

Menunya cocok di lidah. Menu yang paling cocok di lidah saya ya menu Indonesia. Kalaupun makanan dari luar negeri sono ya yang sudah adapted sama lidah orang Indonesia lah. Misal pizza, burger, sandwich gitu kan udah jadi menu sejuta umat ya.
Harganya pas di kantong. Tahulah kalo harga café pasti beda sama harga warteg, maklum selain jual makanan mereka juga jual suasana. Tapi café gitu kan ada kelas-kelasnya juga, saya sih pilih yang kelas menengah sajalah.
Terletak di tengah kota. Biar adil aja kalo janjian sama temen yang rumahnya mencar-mencar. Satu semarang timur misalnya, satunya Semarang barat, satu lagi Semarang Selatan. Kalo nonkrong di tengah kota, pulangnya kan maish bisa mampir ke mall atau kemana gitulah yang dekat sama café ya hehehe.
Suasana nyaman, bersih, fasilitas lengkap kaya toilet dan mushola. Enak nih kalo gini bisa nongkrong berlama-lama meski hanya pesan secangkir kopi sajaaah hahaha *kemudian mendapat tatapan tajam dari waiternya :D*

Di Semarang, kalo kamu mencari kriteria café seperti yang saya sebutkan di atas tadi, kamu bisa datang ke Milk Me Cafe. Sesuai namanya, café ini menu andalannya adalah susu. Konon katanya, Milk Me ini bermula dari keinginan sang owner membuat tempat nongkrong yang menyehatkan. Ya, susu memang dipercaya banyak orang sebagai minuman yang menyehatkan karena mengandung kalsium dan vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang dan gigi.

Untuk menu makanan di Milk Me, ada ketan susu dengan berbagai macam topping yaitu pisang coklat keju, bluberry, caramel, abon dan durian. Harganya sepuluh ribu perporsi. Cukup terjangkau kan?! Sayang waktu saya ke sana menu ketan susunya sudah habis, kesorean kali ya.

Akhirnya saya memesan susu dingin rasa macchiato dan susu dingin special rasa coffe tiramisu. Segaar!! Untuk Thifa, karena penggemar eskrim, saya pesankan oreo sundae. Pesen satu aja, dimakan berdua sama Hana biar ngirit hahaha. Yang ngga suka susu, bisa pesan teh, minuman buah atau air mineral hehehe.

Selain ketan susu, ada banyak pilihan menu makanan lainnya seperti omelet, sandwich, spageti, banana split, pancake, dan sup krim jagung. Wah makanan ringan semua ya. Ngga heran sih ini kan konsepnya tempat nongkrong bedalah sama rumah makan Padang, hehe.

Eit tapi tenang aja, masih ada menu lainnya kok yang lebih mengenyangkan di perut. Karena saat itu kebetulan saya belum makan siang, saya pesan crispy chicken dan crispy beef. Yang mirip sama steak tepung, bedanya penyajiannya di piring keramik biasa bukan di hotplate. Tak lupa si Ayah pesen nasi putih. Seperti kebanyakan orang Indonesia, kalo belum makan nasi, belum makan namanya. Ya diamah gitu orangnya hehehe.

Oya di cafe ini kita bisa memilih mau ruangan ber ac atau non AC. Disediakan juga mushola, kamar mandi, dan tempat wudhu yang lumayan luas dan bersih.

Ada satu kelebihan café ini bagi saya pribadi. Café ini terletak di Jalan Singosari Raya no.17, persis depan kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) yang sering kami sebut BPLP (nama lamanya). Jalan yang selalu saya lalui dulu semasa kuliah. Selama 3.5 tahun tiap pulang kuliah saya selalu melewati jalan ini. Kadang naik angkot, kadang jalan kaki. Kadang diam-diam sambil curi pandang sama anak BPLP yang lalu lalang di kampusnya. Hahaha.

Dulu sebelum ada café Milk Me, ntah bangunan apa dulu yang ada di sini saya kurang memperhatikan.
Duh jadi pengen ngajak teman saya yang satu kelas dan satu kos untuk reunian di sini. Kayaknya tempatnya pas banget.

“Kamu belajar naik mobil sana, biar kalo mau kemana-mana gampang” kata suami memecah lamunan saya. Aihh dia rupanya mulai protes karena saya seringkali merecoki jam kerjanya dengan memintanya mengantar kesana kemari. Maklum wiraswasta punya jam yang fleksibel kan, hehehe.

“Nanti kalo kamu udah bisa naik mobil, aku beliin mobil yang cocok deh buat kamu, yang kecil aja, hmmm mungkin Toyota Agya”.

Bukan tanpa alasan suami memilih mobil Toyota Agya buat saya, meski baru janji-janji muluk belaka sih hehehe. Menurutnya mobil yang imut-imut kayak gitu emang cocok buat cewek. Biar ngga terlalu makan tempat juga di garasi dan kalo mau parkir gampang bisa nyelip-nyelip.

Jadi penasaran deh sama Agya ini. Sayapun googling ingin tahu lebih banyak spesifikasinya seperti apa. Ternyata memang banyak kelebihan Agya dibanding mobil lain di kelasnya.

Warna abu-abu metalik bagus kali ya, biar ngga cepet kotor hihihi

Agya punya banyak pilihan warna. Ada putih, silver metalik, biru terang, abu-abu metalik, biru metalik, hitam, dan merah. Kabin maupun bagasi luas. Untuk mudik keluarga kecil macam keluarga saya, ada ayah, ibu dengan dua anak, cocok lah.

Yang paling saya suka sesuai dengan kebutuhan saya sebagai emak-emak adalah adanya fitur isofix yang merupakan fitur keamanan optimal untuk pemasangan child seat. Nah cocok kan bagi saya yang punya anak batita, biar pas nyetir anaknya ngga pecicilan kesana kemari.

Fitur kemanan penting lainnya adalah dual SRS air bag. Cara kerjanya, ketika mendeteksi benturan (tabrakan), sensor pada mobil lantas mengirimkan sinyal ke modul kontrol yang akan membuat airbag mengembang. Jadi airbag ini fungsinya melindungi daerah kepala, leher, dan dada. Ketika kepala pengemudi telah mengenai airbag, airbag mulai mengempis perlahan sehingga memungkinkan pengemudi keluar dari mobil.

Yang paling penting lagi adalah irit bensin. 1 liter bensin bisa dipakai untuk jarak tempuh 16-30 km loh!

Duh asyik banget ya kalo saya bisa punya mobil Toyota Agya ini. Sambil nabung, sambil mengumpulkan keeranian untuk belajar naik mobil. Doakan saya ya temans ;)

@rahmiaziza

sumber foto: www.toyota.astra.co.id
sumber data: toyota astra.co.id, amazine.co

Halo temans..

Udah masuk masa liburan anak sekolah kan... Pengennya ngajak anak-anak kemanaa gitu ya, tapi dana minim. Yuk cari tempat wisata murah meriah ajah!

Kemarin waktu hendak menghadiri undangan munduh mantu seorang kawan di Ambarawa (dari Semarang sekitar 1,5jam), dalam perjalanan menuju rumahnya, saya sekeluarga melewati Museum Palagan. Keliatannya menarik nih, saya lalu bilang ke ayahnya anak-anak, "Pulangnya kita mampir sini ya!"

Sekitar jam setengah satu setelah puas makan-makan di tempat cara (yang mana Thifa menghabiskan empat mangkuk bakso), langsung capcus ke museum. Tengah hari panas-panas, masih pakai long drees ala kondangan, warna hitam pula hihi. Ya maklum dadakan jadi ngga bawa baju ganti. Saya pikir mumpung ada di Ambarawa sekalian aja, daripada besok-besok harus datang ke sini lagi kan boros bensin. Eh ini dalam rangka go green ya bukan ngirits hehehe.

Karcis masuknya murah, cuma Rp 5.000,- aja perorang karena hari libur, kalo hari biasa Rp 4.000,-

Begitu masuk melewati pintu gerbang langsung nampak sebuah monumen yang disebut monumen Palagan Ambarawa. Monumen ini merupakan simbol untuk mengenang sejarah pertempuran Palagan Ambarawa pada tanggal 12 Desember -15 Desember 1945.

Ke museum siang bolong pake longdress ala kondangan warna item, saltum ngga sih? Hihihi

Mengenai pertempuran Palagan mungkin udah pernah juga kita pelajari jaman sekolah dulu ya. Tapi saya kok lupa, maklumlah jaman dulu ngga terlalu suka pelajaran sejarah karena males ngapalin nama orang, tempat, dan tanggal peristiwa yang banyak banget dan suka ketuker-tuker. Tapi entah kenapa justru setelah selesai sekolah saya jadi lumayan tertarik sama yang namanya sejarah. Jadi googling deh di wikipedia hehehe.

Jadi ceritanya, ketika itu pasukan Sekutu yang terdesak dari Magelang mengadakan pengunduran ke Ambarawa, dan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Kolonel Soedirman berhasil menghancurkan Sekutu pada tanggal 15 Desember 1945, dimana kini tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Infanteri atau hari juang kartika.

Sebenarnya, gambaran singkat sejarah pertempuran bisa dilihat pada relief yang dibuat pada dinding Monumen Palagan Ambarawa. Tapi waktu itu saya ngga sempet lihat-lihat karena bocah udah ribut aja minta kesana dan kemari *alesyan.

Selain Monumen Palagan, di sana ada juga Museum Isdiman yang berisi benda peninggalan sejarah seperti seragam yang digunakan para tentara dan persenjataan. Sedikit-sedikit saya menerangkan sama Thifa juga tentang barang-barang tersebut. Dia sih cuma ber-o aja, sepertinya tanda ngga mudeng hahaha.

Di sekitar Monumen Palagan ada kereta api tua buatan Jerman pada tahun 1902, truk kuno merek dodgebuatan USA pada tahun 1941, mobil tank, beberapa meriam, dan pesawat mustang P.51. Benda-benda ini asli keren, apalagi buat foto-foto hihihi.

jadi kernet kereta :D

Dan... yang paling menyenangkan bagi Thifa adalah.... taman bermainnya. Ya, museum Palagan dilengkapi juga arena bermain anak yang cukup banyak, seperti ayunan dan jembatan gantung. Jadi liburan di museum terasa lebih menyenangkan, karena meskipun murah tapi meriah :)

Sekitar jam setengah dua kami pulang dengan hati riang, kemudian nyampe di jalan tol Manyaran tali kipas mobil putus. Kami berhenti menunggu pertolongan bengkel :D :D

@rahmiaziza

1 Juni 2015 di pagi hari

Udah rempong ma bocah, sementara si Ayah nyuci mobil, saya wara-wiri keluar masuk rumah. Keluar ngecek bocah, masuk rumah nyelesaikan postingan, ngeshare, komen-komenan di socmed dll hihihi.

Eh tiba-tiba kok ada notifikasi dari Mak Mira Sahid foundernya komunitas emak-emak blogger. Ada apa inih, ada apa, ada apa? Tumben-tumbenan gitu loh.

Ternyata, saya dapet award iniiih

Bener-bener surprise, blog saya, desperate housewife bisa jadi blog of the month nya KEB loh.

Blog saya inih isinya kebanyakan ya cerita seputar kehidupan sehari-hari saya. Kegiatan bareng temen-temen komunitas, jalan-jalan sama bocah dan ayahnya, curhatan penulis yang baru menelurkan satubuku (layak disebut penulis ngga nih? hahaha), ya pokoknya khas emak-emak yang sok rempong banget deh hehehe.

Alhamdulillah kalau cerita biasa saya bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Semoga yah.

Kok blog saya dinamain desperate housewife sih? Mungkin pembaca baru banyak yang nanyain tentang hal ini.

Jadi sebenarnya dulu saya udah berkali-kali gonta-ganti nama blog, akhirnya desperate ngga nemu nama yang bagus, pas lagi ngobrol-ngobrol sama si Ayah terlontar kata-kata desperate housewife. Emang saya waktu itu ngerasa desperate banget. Bosan di rumah, ngga ada aktivitas lain selain ngurus rumah, anak, suami. Mau kerja di luar juga mikir-mikir (jadi lo maunya apa mak????). Makanya daripada desperate mending nulis aja. Tiap kali saya senang, marah, gatel pengen ngomentarin sesuatu, atau pengen dapet duit (*eh) saya ngeblog aja. Karena saya ini kan suka banget ngomong, tiap saat dan tiap waktu, sementara si Ayah kerja, nunggu dia pulang lupa apa yang mau diomongin hihii. Akhirnya daripada lupa ya tulis aja di blog.

Saya akuin, saya ini orang yang mudah melontarkan kata-kata putus asa, tapi kemudian bangkit lagi dengan berarya melalui tulisan *uhuk*. Iyah obat desperate saya ya nulis emang. So blog ini bernama desperate housewife dengan tagline, daripada desperate mending nulis ajah!. Tapi tagline nya ngga nampak di banner ya, ntar deh kalo sempet diganti bannernya hehehe.

Nah ngomongin soal award, selain award yang dikasih sama KEB awal Juni lalu, saya jadi inget, pernah dapat award yang lain. Ini dia!

Dari komunitas dblogger di tahun 2013. Waktu itu dblogger sedang ngerayain ultah. Bikin acara semacam award-awardan. Salah satunya blogger terupdate. saya masuk sebagai salah satu nominasi bersama beberapa blogger lain. Klao ngga salah ada Widha juga, senior di detik blogger tapi junior kalo dari segi umur hihihi. Sebenarnya Widha ini lebih rajin posting, tapi kayaknya berdasarkan voting saya yang lebih banyak, mungkin efek kebanyakan minta sedekah vote hihihi. Mayan lah, dapet sertifikat sama pocer taxi.

Kemarin baru dilaminating sertifikatnya biar ngga rusak, rencana mau dipigurain terus dipajang di atas meja kerja :)

Terimakasih dblogger dan KEB untuk apresiasinya ^_^

Halo temans,

Ada yang udah pernah berwisata ke Kudus? Sudah mampir ke masjid menara Kudus apa belum?

Beberapa waktu lalu saya mengajak sodara dari Medan jalan-jalan ke masjid menara Kudus. Anaknya minta dibelikan blangkon. Perkiraan saya, mungkin di sekitar masjid menara Kudus sana ada yang jual, jadi saya bersama suami, anak-anak, dan juga Papa saya ngajak sodara saya itu ke sana.

Sebelum nyari blangkon, saya mengajak mereka masuk masjid menara Kudus dulu. Masjid ini adalah salah satu bangunan bersejarah di Kudus. Sebenarnya saya belum pernah masuk ke masjid menara Kudus sampe ke dalam. Baru di terasnya aja sama ngintip-ngintip ke dalemnya. Padahal dari semenjak SMA saya sudah tinggal di sana. Mungkin karena merasa tinggal di Kudus jadi saya mikir gampanglah sewaktu-waktu kan bisa ke sana hehehe.

Baca dari berbagai sumber tentang sejarahnya, masjid ini dibangun pada tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah. Konon, Ja’far Sodiq atau yang dikenal sebagai Sunan Kudus pernah membawa kenangan berupa sebuah batu dari Baitul Maqdis di Palestina, yang kemudian dijadikan batu pertama pendirian masjid yang diberi nama masjid Al-Aqsa. Masjid tersebut kemudian lebih populer dengan sebutan masjid Menara Kudus, merujuk pada menara candi di sisi timur bangunan utama.

Thifa bergaya di depan Menara Kudus

Setelah puas lihat-lihat masjid, kami melanjutkan untuk wisata belanja di sekitar menara Kudus. Seperti tujuan utama kami tadi mencari blangkon. Ternyata saya tidak salah duga, persis di depan masjid ada los yang menjual blangkon. Selain blangkon di sekitar menara sini banyak yang menjual kaos bercorak Kudus, tasbih, jenang, batik, baju muslim, jilbab, dan lain-lain.

Yang menarik perhatian saya adalah baju muslim anak seharga Rp. 20.000,-. Murah bingits kan ya. Saya langsung ambil satu buat Thifa, satu lagi yang buat Hana harganya cuma Rp 8.000,- beneran loh ngga kekurangan nol ituh!!! Ya kayaknya sih memang itu bahannya dari kain perca yang disatu-satuin gitu tapi bagus kok!

Oya Kudus emang terkenal dengan konveksinya.Banyak pabrik kaos, baju muslim, jilbab di sini. Di pasar dekat tempat tinggal saya aja, kulakan jilbabnya di Kudus katanya.

ini loh baju seharga 20 ribu, minus jilbabnya yaa

Baju yang buat Thifa masih agak kebesaram, pikir saya ntar pas lebaran kan pas, jadi ngga usah beliin baju lagi hihihi.

Kalau menjelang bulan puasa, menara Kudus dan sekitarnya lebih ramai lagi. Karena ada tradisi unik menjelang Ramadhan yang rutin diadakan tiap tahun. Yaitu dandangan.

Menurut keterangan beberapa sumber, awalnya, dandangan adalah tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadan untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal puasa. Setelah keputusan awal puasa itu disampaikan Sunan Kudus, maka dipukullah beduk di Masjid Menara Kudus, yang bunyinya “dang-dang-dang”. Nah, dari suara beduk itulah, istilah dandangan lahir.

Karena banyaknya orang berkumpul, kemudian dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di lokasi itu. Lama kelamaan lokasinya ngga cuma sekitar menara, melebar sampai ke perempatan Jember dan dekat alun-alun simpang tujuh.

Kemarin pas ke Kudus. Alhamdulillah saya juga sudah mampir ke dandangan, Berasa ada yang kurang aja sih kalo ke Kudus menjelang puasa tapi belum ke dandangan hihihi.

Oya selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan ya manteman, mohon maaf lahir dan bathin ;)

@rahmiaziza

“Kalau buka rekening BCA itu tabungannya harus banyak. Kalau cuma dikit nanti habis aja loh kepotong administrasi dan pajak!.” Kata-kata teman saya inih awalnya sukses membuat saya dan suami maju mundur cantik menjadi nasabah BCA. Menurut dia BCA bunganya emang gede, tapi potongannya juga gede. Kalo uang kita banyak bisa berbunga banyak, kalo uang kita dikit lama-lama bisa habis begitu saja.

Tapi akhirnya pada tahun 2012 kami membulatkan tekad untuk membuka rekening di BCA. Pertimbangannya untuk kemudahan transaksi dengan para klien yang rata-rata menggunakan BCA. Kata suami juga, “Yaudah biar skalian jadi pemacu kita ngisi tabungan yang banyak.” Hahahaha.

Bulan pertama berlalu. Tabungan saya masih dikit. Saat ngeprint buku tabungan saya langsung kepo banget, pengen tahu berapa emang sih potongannya, apa iya gede banget gitu?

Ternyata nggak loh. Potongannya rata-rata aja, hampir sama dengan bank-bank lain pada umumnya. Dasar si teman saya ini lebay, entah dapat info menyesatkan darimana dia.

Selama menggunakan BCA saya sudah merasakan banyak kemudahan transaksi tunai maupun non tunai. Kantor cabang BCA maupun ATM BCA banyak tersebar di berbagai daerah, sehingga mudah saja kalau kita butuh uang tunai misalnya, mau nabung, ngeprint buku tabungan, bayar berbagai macam tagihan, dll. Disamping itu sedari awal membuka rekening saya langsung membuat internet banking sehingga berbagai macam transaksi bisa dilakukan dari rumah saja. Yang belum dan ingin saya coba sekarang, membuat M-Banking nya nih!

Key BCA, benda kecil yang keramat banget.
Buat segala macam transaksi cukup dari rumah sajah!

Yang tak kalah menariknya adalah program “Gebyar Tahapan BCA” yang rutin diselenggarakan BCA sejak jaman dahulu kala. Gebyar Tahapan BCA ada setiap tahun untuk berbagi hadih kepada Nasabah setianya, baik itu nasabah Tahapan BCA, Tahapan Gold, Tahapan Xpresi, dan nasabah BCA Syariah yang memiliki Tahapan iB dan Tahapan Rencana iB, bisa ikutan program ini.

Sempet pesimis juga sih saya soalnya saldo saya di BCA itu dikiiit banget. Tiap gajian ya saldonya kepake aja buat bayar tagihan ini dan itu. Dalam pikiran saya yang saldonya dikit ya pasti dapet kupon dikit, yang tabungannya banyak kupon undiannya banyak dan peluang menang bakalan lebih besar.

Ternyata saya salah loh! Emang sih tiap kelipatan saldo sejuta kita akan mendapatkan tambahan satu kupon undian, tapi kalo mau dapat kupon lebih banyak lagi justru caranya adalah dengan memperbanyak transaksi pembayaran atau pembelian (seperti bayar listrik, beli pulsa, dll) dengan menggunakan BCA. Pertransaksi bisa dapet 5-10 kupon loh! Ngga semua orang punya saldo tabungan gede, tapi tiap orang pasti bayar tagihan macem-macem dan butuh pulsa kan? Biar makin banyak kupon yang kamu dapet gimana kalo bayarin tagihan listrik, air, telepon, dan beliin saya pulsa sekalian? Huahahaha.

Masih dalam rangka Gebyar Tahapan BCA, tahun ini BCA juga ngadain lomba narsis berhadiah bertema selebrasi. Caranya kita bisa ikutan permaianan augmented reality mengendarai Mercedes benzyang diadakan BCA di 8 kantor cabang utama (KCU) yang ada di Surabaya, Medan, Palembang, Semarang, Kediri, Makassar, Bandung dan Samarinda.

Awalnya saya sulit membayangkan mengenai augmented reality ini meski ada penjelasannya di internet. Ngintip di Wikipedia katanya ini merupakan teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Hayo po rak mumet koe, hihihi.

Nah daripada penasaran mending dateng langsung aja di KCU yang menyediakan. Saya sudah mencoba kemarin di KCU Semarang Jalan Pemuda. Ternyata seru juga. Jadi kita ngga naik mobil beneran, cuma duduk di jok mobil, trus pegang setir. Nanti di layar akan tampak seperti kita sedang mengedarai mobil beneran. Difoto dan dicetak langsung sama pihak BCA, asiik.

wujud aslinya kaya gini

jadinya beginiiih

Nah foto ini langsung deh saya share ke Facebook dan Twitter dengan hastag #RayakanMomen beserta #RayakanSemarang (sesuai nama kota) terus mention ke @GoodLifeBCA.

Tiap minggu akan dipilih foto paling seru untuk mendapatkan satu buah Xiaomi Redmi2 di tiap cabang. Dan nanti di akhir periode akan dipilih lagi 3 pemenang untuk mendapatkan Samsung Galaxy S6 sebagai Grand Prize.

Kapan lagi nih, bisa narsis poto-potoan naik mercy, berhadiah pula. Periodenya masih sampai 3 Juli 2015. Info lengkap lihat di dilihat di bit.ly/Rayakan.

Ayo buruan segera datang ke Kantor Cabang BCA terdekat kota kamu!

Halo temans, apa tayangan televisi yang paling kamu tunggu saat sahur? Kalo saya sih Para Pencari Tuhan (PPT) yang sekarang udah sampai jilid ke sembilan. Berarti dari tahun 2007 sinetron PPT inih tayang, pas saya masih kerja di Makassar ituh!

Tayangan TV garapan Deddy Mizwar kebanyakan saya suka sih. Sebelum PPT ada lorong waktu yang sampai jilid enam dan tayang sore hari menjelang berbuka.

Apa yang saya suka dari PPT? Menurut saya sih PPT itu gambaran real dari kehidupan manusia. Ngga lebay. Islami, tapi tidak menggurui. Saya suka sama dramanya Aya dan Azam. Aya yang cemburuan dan selalu cari perhatiannya Azam, itu kok saya banget ya sama ayahnya duo bocah hihihi.

dari webnya SCTV, tapi sekarang udah PPT 9 ya

Karakter para pemain di PPT unik dan kuat. Selain itu menggambarkan manusia pada umumnya yang punya kelebihan maupun kekurangan. Sering banget nih kalo saya nonton sinetron karakternya suka pada ekstrem, terutama untuk tokoh utama. Yang baik, baiknya kebangeten, udah gitu pinter, cantik, atau ganteng. Yang antagonis jahatnya ngga ketulungan, ngga ada sifat baek-baeknya.

Tapi coba lihat PPT, ada Aya yang cantik tapi angkuh. Bang Jack yang kadang bijak kadang asal nyablak dan nyeleneh sampai pernah saingan sama tiga muridnya pedekate ke Kalila. Ada Pak RW yang suka bilang "wedus" tiap kali modusnya untuk dapetin duit dengan cara yang ngga bener nyaris ketahuan warga. Ada si Bonte yang dulu suka bilang ciye, ciye, ciye tapi sekarang udah insyaf. Ada si Loli mantan pembantu Pak Jalal yang setia tapi suka lebay dan masih banyak lagi.

PPT berhasil mengaduk-ngaduk perasaan saya. Nonton ini membuta hati saya gembira, seringkali ketawa, terkadang sedih juga. Beda banget sama sinetron kebanyakan, yang kalo adegan sedih udah deh bakalan selama hampir satu hari tayang isinya nangis-nangis. Lebay menurut saya mah!

Selain itu sinetron PPT ngga dipanjang-panjangin. ramadhan berakhir, ya berakhir juga sinetron ini.

Almost perfect sih kalo menurut saya. Dari 1-10 saya kasih nilai 9. Kekurangannya mungkin nih ya PPT agak kurang memperhatikan detail aja. Saya suka bertanya-tanya, kok di kampung ini ngga ada anak-anak sih kayaknya. Iya emang jarang ditunjukkin ada sekumpulan anak-anak lagi main misalnya, kecuali kalo pas nyeritain keluarga Asrul yang memang punya banyak anak.

Ada satu episode PPT yang sempet bikin saya sebel banget juga. Kalo ngga salah episode 7. Waktu itu lagi banyak banget sponsor kali ya, jadi iklannya buanyaaak banget. Sebenarhnya sih bersyukur juga, jadi paling ngga saya yakin sinetron ini bakalan tetap ada karena ada sponsor. Cuma yang paling menyebalkan adalah di sela-sela filmnya juga ada kuis yang siaran langsung, dan suka hore-horean ngga karuan, ketawa-ketiwi ngga jelas gitulah kaya stasiun tivi tetangga hehehe. Maunya saya sih kalo ada kuis, ya monggo tapi ngga usah lebay gitu lah, biasa aja jawab pertanyaan trus dapet hadiah. Hanya sekedar masukan aja hehe.

Untungnya kuis geje itu sekranag udah ngga ada lagi, tapi mudah-mudahan sponsor tetep banyak ya, karena saya jujur ngga pernah bosen nonton ini. Bahkan kadang udah nonton menjelang sahur. Siaran ulanya, di sore hari juga saya tonton lagi. Dan pengen banget deh rasanya nonton dari episode pertama, pengen nostalgia. Ada ngga ya kira-kira dijual dvd nya? Pengen beli ih kalo ada. Yang tahu plis info yaa.

Oya di PPT jilid sembilan inih ternyata ponakan saya (anaknya sepupu) yang dati Medan masih ikut main. Berperan jadi Domino ponakannya Bang Jack. Waktu pas acara kumpul keluarga di Kudus, dia ngga bisa ikutan datang karena lagi syuting PPT kata bapaknya.

Itulah temans, tontonan menghibur di kala sahur menurut saya. Kalo kamu mau nonton juga, pantengin aja SCTV selama bulan puasa ini jam tiga pagi mulainya. Atau kamu punya tayangan favorit lain? Share yuk!

@rahmiaziza

Halo temans....

Alhamdulillah Jumat 19 Juni kemarin saya berkesempatan jadi pembicara di seminar bertajuk "Membangun Personal Branding Lewat Blogg" di Unika Soegijapranata, Semarang.

Setiap datang kesempatan untuk berbagi ilmu atau tampil di muka umum, saya selalu menganggap bahwa ini adalah kesempatan saya untuk belajar, sukur-sukur bisa beramal kalau apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi orang lain.

Tiap kali selesai acara saya selalu mengevaluasi penampilan saya sendiri, baik itu bertanya sama siapa yang menyaksikan saya tampil maupun mengingat-ingat sendiri bagaimana penyampaian saya tadi.

Kali ini saya tidak mau membahas apa yang saya sampaikan di seminar kemarin, karena sudah saya tulis di blog gandjel rel. Sebagai gantinya saya mau membagi saja hal-hal yang harus diperhatikan saat tampil di depan umum. Sebenarnya ini sih sebagai pengingat bagi diri saya sendiri, supaya ke depannya penampilan maupun penyampaian saya lebih maksimal lagi. Kalo ditulis di buku takut kececer makanya saya tulis di blog ini aja, tujuh hal yang harus diperhatioan saat tampil di depan umum. Sekalian kalau ada yang butuh, moga bermanfaat ya.

Datang minimal setengah jam sebelum acara dimulai. Ini perlu untuk koordinasi dengan panitia. Ngecek segala macam persiapan apakah sudah siap atau belum.
Memahami psikologis peserta. Tiap kali diminta mengisi acara saya selalu bertanya pesertanya siapa saja. Ini diperlukan agar kita bisa menyesuaikan pembahasan dengan psikologis peserta. Ini juga biar kita ngga kaget, begitu di tempat acara peserta kok beda dengan bayangan kita. Udah latihan ngomong yang asyik dan gaul karena dipikir pesertanya remaja, eh ternyata malah lansia hehehe.
Penguasaan materi. Sebelum tampil harus paham dong dengan materi yang akan dibawakan. Buat materi presentasi, kalo perlu bagikan kopiannya ke peserta.
Berpenampilan yang baik dan nyaman. Jangan sampai kita salah kostum atau merasa ngga nyaman dengan penampilan kita. Misalnya pengen modis dengan jilbab yang diubet-ubet plus gunungan di kepala, tapi sepanjang acara leher malah berasa encok.
Jujur. Kamu gugup? Jujur aja bilang di depan para peserta "Saya kok gugup ya, mau ngomong padahal kan ngga ada gebetan saya di dini". Dengan begitu yakin deh kegugupan berangsur-angsur berkurang. Daripada gemeteran tapi kita bersikap seolah-olah ngga terjadi apa-apa.
Interaksi dengan peserta. Jangan keasyikan ngomong sendiri. Ajak peserta berinteraksi. Beri mereka pertanyaan yang mudah tentunya sesuai dengan tema obrolan. Kalo ngga ada yang mau jawab, tunjuk satu persatu aja.
Jadikan gangguan sebagai bagian dari acara. Saya ingat mentor saya di bidang penyiaran pernah bilang kalo pada saat ngemsi tiba-tiba misalnya ada spanduk diujung jalan jatuh, jangan pura-pura ngga tahu. Dibahas aja sekalian, trus tambahin dengan joke. Ada anak rewel di tengah acara ya gapapa juga kali dijadiin bagian dari acara "Wah kayaknya anak-anak saya ngga mau kalah eksis nih sama emaknya, bla-bla-bla" yang kaya gitu deh.

Nah dari kesemua poin di atas ada beberapa yang sudah saya lakukan tapi ada juga yang saya rasa belum maksimal. Mudah-mudahal nex time bisa lebih baik lagi. Aamiin. Oya yang mau melengkapi tips yang saya berikan tadi monggo lho! :)

Tumbler, Benda Wajib Bawa Saat Bepergian

Pasar Johar Dalam Kenangan

#CurhatanRasa Thifa: Masakan Kita Enak!

Tips Sukses Bangun Pagi

Hadiah Untuk Siswa Berprestasi

Bermimpilah Bahkan Untuk Hal Yang Mustahil Sekalipun

Bagaimana Sebaiknya Membuat Alamat Email

[Inspirasi] Dewi Rieka, Penulis Beken Nan Bersahaja

Role Model

#KemanaKomikIndonesia Ramai di Timeline Komikus

Jowo Deles: Mancing, Makan, dan Review

Sweta Kartika: Jangan Buat Komik, Tapi IP!

Perlukah Istri Membuat NPWP Sendiri?

Nongkrong Sehat di Milk Me Cafe

Wisata Murah Meriah di Museum Palagan Ambarawa

Award

Wisata Belanja di Sekitar Masjid Menara Kudus

Narsis Berhadiah di Augmented Reality Competition BCA

Sinetron Para Pencari Tuhan, Menghibur di Kala Sahur

Tujuh Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Tampil di Depan Umum