Quantcast
Channel: desperate housewife
Viewing all articles
Browse latest Browse all 734

Tentang Beras Maknyuss dan Asas Praduga Tak Bersalah

$
0
0
Halooo masih belum eneg bahas soal beras? Hahaha.

Saya terus terang udah bosen siih. Di socmed ketemu beras, kemaren belanja di supermarket ketemu beras, ke dapur ketemu beras lagi. Beras maknyuss pula. Tapi tetep sih kalo makan nasi ga pernah bosen xixixi.

Terus kenapa malah mau nulis tentang beras maknyusss? Iyaa supaya di kepala saya ganjalan tentang beras ini segera pergi, capek lah mikirin beras muluk kaya mikirin mantan ga kelar-kelar hahaha. Ga mau nambah jerawat di muka, dan pengen update blog, biar isinya ngga endprse melulu. Jadi ini bukan endorse lho ya sist. Penting banget gitu dikasih disclaimer. hahaha.

Pertama waktu ribut-ribut soal beras saya sih diem aja, ngamati, lha wong ngga begitu mudeng masalahnya. Ntar salah ngomong malah ruwet, Tapi akhirnya merasa kesel juga dan ikutan nyetatus. Tapiii yang saya soroti tentang beras ini SAMA SEKALI BUKAN tentang, kenapa kok beli harga gabah dari petani lebih tinggi disalahkan atau sok-sok mbelain PT.IBU yang dituduh menggunakan beras subsidi kemudian dijual dengan harga tinggi itu ya. Tapi tentang hal ini sih sudah dibantah Mensos yang mengatakan kalau beras PT.IBU bukan beras subsidi. Beritanya saya baca di metrotv news.

Jadi TIDAK MEMBELA SIAPA-SIAPA karena belum tahu kebenarannya.

Yang saya soroti adalah tentang ASAS PRADUGA TAK BERSALAH. Hellow, kita sudah belajar tentang ini dari SD kan? 
Praduga Tak Bersalah adalah asas di mana seseorang dianggap tidak bersalah hingga pengadilan menyatakan bersalah. (wikipedia)
Sementara di di website hukumonline.com disebutkan,

Dalam KUHAP, asas praduga tak bersalah dijelaskan dalam Penjelasan Umum KUHAP butir ke 3 huruf c yaitu:
“Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.”

Sedangkan dalam UU Kehakiman, asas praduga tak bersalah diatur dalam Pasal 8 ayat (1), yang berbunyi:

“Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, atau dihadapkan di depan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap.” 

 Nah yang sangat saya sesalkan adalah reaksi orang-orang ketika muncul pemberitaan Penggerebekan gudang beras PT.IBU adalah media. Berani-beraninya menggunakan judul TIPU KONSUMEN padahal isi beritanya baru DUGAAN. Seperti media yang satu ini.



Setahu saya media itu tidak boleh memberi pernyataan yang mengandung opini. Dulu saya pernah jadi penyiar radio dan memandu acara berita. Jadi harus benar-benar sesuatu yang jelas sumbernya. 

Kalo kaya judul di atas seolah kan udah beneran salah padahal isi beritanya juga tulisannya diduga, harusnya kata diduga itu juga ada dalam judul. Karena beberapa teman saya lihat ngeshare berita ini trus merespon berlebihan seperti: Kok tega ya beras subsidi dikemas jadi premium trus dijual mahal, OMG saya selama ini kan pakai beras itu, dll seolah langsung mempercayai begitu saja, padahal itu kan BARU DUGAAN.

Saya pun mengomentari beberapa status dan mengatakan kalo berita itu kan belum tentu benar, baru dugaan. Soal harga yang mahal ya itu pilihan kita. Lagian dari dulu harganya segitu kenapa ributnya baru sekarang, kan kia juga bisa milih. Di pasar ada beras 10ribuan kalo suka ya beli yang itu aja. Ya kaya harga minuman di cafe muahal padaha di warung dengan harga yang sama paling cuma seperlima harga cafe. Ga mau minum di cafe ya gausah, gitu kan. Meski ternyata saya kroscek lagi harga beras Maknyuss ini ngga mahal-mahal amat cuma di kisaran 65ribu harganya. Kemarin saya baru beli xixixi.

Habis itu kok beberapa orang colek saya di statusnya dia, yang bahas kenapa PT.IBU dianggap salah membeli gabah dari petani tinggi. Lha saya ngga pernah bahas masalah harga jual dan harga beli kok. Saya ngga tahu menahu tentang aturan harga eceran tertinggi atau apalah. Yang saya bahas ini tentang asas praduga tak bersalah baru dugaan ya jangan langsung diposisikan seolah PT.IBU ini benar-benar bersalah.


Ada lagi yang komen di statusnya orang, bahas panjang lebar, kalo beras ya harus diatur harga belinya ke petani. Kalo nanti para petani jual ke PT itu semua, trus harga beras tidak stabil, siapa yg disalahkan lagi? Jangan ngebandingin dengan kopi di warteg dengan kopi di kafe.
Beras itu, hajat hidup orang banyak. Harus diatur. Kalo kopi kan enggak.


Membaca komen di atas saya langsung terpanggil dong, karena merasa pernah komen tentang harga minuman di cafe di status seseorang. Saya jelaskan kalo saya NGGA BAHAS soal harga beli gabah, tapi, tentang ini baru dugaan jangan langsung dianggap salah beneran. Lha wong status yang saya komenin itu juga bukan bahas soal harga beli gabah, status itu cuma bilang tega ya jual harga tinggi padahal itu beras subsidi.

Ada bahkan yang bilang, oh dibela mati-matian karena komisarisnya si anu. Ngapaiiin. Bapak itu cuma komisaris lho bukan owner kan.

Jadi jangan anggap ini pembelaan ya. Kalo soal pembelaan atau klarifikasi pihak PT.IBU bisa dibaca di sini lah.

Kalau memang asas praduga tak bersalah masih berlaku di negeri ini harapan saya media-media yang memberitakan atau menggunakan judul berita seperti yang menuduh seolah menggiring opini masyarakat untuk menyudutkan pihak tertentu, ditindak. Paling tidak sama dewan pers berilah teguran.

Saya juga minta maaf sama teman-teman yang mungkin kita sempat berselisih paham. Berbeda pendapat itu wajar dan kita masih tetap teman kan ;)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 734

Trending Articles