Quantcast
Channel: desperate housewife
Viewing all articles
Browse latest Browse all 734

Mendalami Sejarah Kereta Api di Lawang Sewu Semarang

$
0
0
Sebagai iriters garis keras yang punya prinsip #MenolakRugi, pada saat festival komik dan animasi kemarin di Lawang Sewu tentu saja saya juga tak menyia-nyiakan berkeliling ke tempat bersejarah itu. Mumpung gratis cyiint. Iya saya kan peserta jadi masuk situ gratis.

Saya sendiri terakhir mengitari Lawang Sewu sekitar tahun 2009 bareng temen SMA saya yang sekarang tinggal di Bali. Setelah itu pernah sih ke Lawang Sewu aja tapi dalam rangka event, jadi cuma di halaman tengah aja, ngga sampe masuk-masuk ke gedungnya.


Ponakan saya foto di bundaran Tugu Muda denga bekgron Lawang Sewu

Karena udah lama, saya jadi lupa kan ada apa aja di gedungnya. Kayaknya sih dulu cuma ruangan-ruangan gitu aja dengan banyak pintu. Yang paling saya inget malah penjara bawah tanahnya, yang sekarang lagi ditutup untuk umum. Katanya lagi perawatan apa gimanaa gitu. Untung dulu saya pernah masuk, tapi ngga punya poto-potonya nih hiks.

Ruang bawah tanah Lawang Sewu pada jaman Belanda digunakan sebagai tempat penampungan air. Katanya ini bisa sebagai AC alami juga untuk bangunan di atasnya. Sementara pada jaman Jepang digunakan sebagai penjara.

Beberapa tahun lalu di sini juga pernah dijadikan lokasi uji nyali loh. Ya pantes kalo ketika menyebut Lawang Sewu yang terlintas pertama kali adalah uji nyali dan angker.

Emang Lawang Sewu itu apa sih?

Lawang Sewu saat ini digunakan sebagai museum yang berisi tentang segala sesuatu yang terkait tentang kereta api di Indonesia. Dulunya Lawang Sewu ini merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. (Wikipedia).

Lawang Sewu dalam bahasa Indonesia berarti Seribu Pintu. Gedung itu memnag punya pintu yang banyaaak sekali. Tapi ngga nyampe seribu sih? Berapa tepatnya? Duh saya kok males ngitung ya, cari-cari di internet berapa jumlah pasti pintu Lawang Sewu juga ngga nemu. Ya mungkin karena saking banyaknya pintu, trus pada males ngitung, dan biar gampang diinget, anggep aja seribu. Gitu kali ya hihihi.



Lawang Sewu berisi banyak benda bersejarah yang terkait dengan sejarah perkereta apian Indonesia. Ada miniatur kereta, bagian-bagian kecil dari kereta, foto-foto orang penting dalam sejarah perkereta apian, benda-benda tempo doloe macam telepon, alat hitung, dll. Jadi kita bener-bener bisa mendalami sejarah kereta api Indonesia di sini.

Lawang Sewu terletak di Jalan Pemuda, sebrang Tugu Muda. Tiket masuknya Rp 10.000,- untuk dewasa dan Rp.5.000,- untuk pelajar atau anak-anak. Jika membutuhkan guide ada tarif sendiri. Buka setiap hari dari jam 7 pagi hingga pukul 9 malam.


Kalau kamu dari luar kota, pengen cari hotel dekat Lawang Sewu bisa ke hotel Citradream atau Amaris. Nanti dari Lawang Sewu ke pusat oleh-oleh Semarang Jalan Pandanaran juga sudah dekat kok. Tapi kalo cuma sekedar beli aksesoris macam gantungan kunci, tempelan kulkas, atau kaos khas Semarang, di Lawang Sewu juga ada yang jual.

twitter: @rahmiaziza
IG       : @rahmi.aziza



Viewing all articles
Browse latest Browse all 734

Trending Articles