Quantcast
Channel: desperate housewife
Viewing all articles
Browse latest Browse all 734

Bermimpilah Bahkan Untuk Hal Yang Mustahil Sekalipun

$
0
0


Bermimpilah bahkan untuk hal yang mustahil sekalipun. Bermimpi yang saya maksud di sini bukan mimpi bunga tidur ya. Tapi sebuah impian atau angan-angan.

Saya ingat betul dulu jaman saya masih siaran radio di Makassar. Saat-saat mendekati hari H saya resign karena Papa sudah pensiun. Angan-angan banget pengen bisa bawain acara talkshow bareng artis. Beberapa rekan penyiar sudah ada yang melakukannya. Tapi gimana ya, kebetulan acara yang saya pegang di radio itu bukan jam yang biasanya ada artis datang. Pasrah dan hanya sanggup bermimpi. Ngga lama kemudian manager radio bilang sama saya bahwa besok di jam saya siaran bakal interview sama beberapa artis yang kebetulan ada event di Makassar. Ada Olivia Zalianti, Ibnu Jamil, Demian, sama beberapa orang lagi yang ngga begitu terkenal #ops, maksudnya saya yang ngga gaul karena ngga tahu mereka hihii.

Ada sebuah momen lagi dimana saya sangat iri sama teman yang sudah beberapa kali dapet panggilan ngemsi. Iri yang posritif lah yaa. Saya pengen juga gitu kaya dia bisa ada pengalaman ngemsi. Tapi kok kayaknya ngga mungkin banget, saya udah ngga lama lagi siaran di radio itu dan kalo udah ngga siaran apalah saya ini, siapa yang mau nawarin saya jadi MC? Lagi-lagi hanya bisa bermimpi, dan ngga lama setelah itu, saya ingat malam hari ketika henda tidur hape saya berbunyi. Telepon mausk dari ustad langganan jadi nara sumber radio. Saya sudah cukup sering siaran bareng dia. "Jadi MC di acara ultah ponakan saya ya." Ponakannya merayakan ultah yang ke -17, acaranya diadakan di salah satu resto di Makassar. Subhanalloh, betapa Maha baiknya Alloh mewujudkan mimpi-mimpi saya.

Sesaat sebelum resign pernah juga ngobrol santai sama teman, teman saya nyeletuk "Enak ya kalo suatu saat kita bisa siaran dari dalam rumah aja." Saya langsung bayangin saya siaran hanya pake daster masih bau iler. Hihihihi. Rasanya mustahil, tapi sekitar setahun kemudian, radio onlien mulai marak. Saya melamar di salah satu radio tersebut. Keterima, saya siaran dari kamar san bisa didengarkan oleh semua orang di segala penjuru dunia.

Setelah menikah, saya seringkali berkeluh kesah sama suami. Saya sering mengajukan pertanyaan retoris ke dia, "Bisakah saya menjadi penulis?" Beberapa kali saya sudah mencoba mengirim tulisan ke media dan penerbit tapi selalu gagal. Saya ngga tahu cara apa lagi yang harus saya pakai selain ini. Saya browsing di internet gimana biar bisa jadi penulis freelance ngga nemu *ngg apa kata kuncinya salah ya?* Saya pesimis, saya ngga tahu pintu mana yang harus saya ketuk dan saya masuki. Saya hanya bisa bermimpi. Dan tak lama setelah itu saya mengetahui ada komunitas ibu-ibu penulis di Semarang, saya gabung, dan sedikit demi sedikit jalan mulai terbuka. Beberapa tulisan saya sudah diterbitkan di media, ada juga yang terbit jadi buku antologi. Alhamdulillah..

Saya juga pernah berangan-angan sama suami, pengen punya karya bareng. Menerbitkan sebuah komik yang creatornya adalah kami.  Dan terwujud juga komik Mak Irits ini. Memang sih bukan murni kami berdua yang ngerjain. Komik yang terbit cetak lebih banyak digambar oleh adik ipar, dan sekarang saya memperkerjakan orang lain untuk menggambar komik online-nya. Tapi tetep kan creatornya kami. Saya membuat cerita dan suami banyak membantu dalam pembuatan karakter juga mengawasi pengerjaan gambarnya.

Mak Irits jadi komik, baju, dan pin, selanjutnya?

Masih ada mimpi yang saya pelihara hingga sekarang. Saya ingin Mak Irits bukan hanya sekedar menjadi komik tapi jadi semacam Intelektual Properti (IP). Mungkin nantinya Mak Irits jadi sebuah film animasi, menjelma jadi appron atau ada dalam gelas karakter di rak makanmu. Hahaa aamiin.

Saya sangat percaya dengan kekuatan mimpi. Jadi, bermimpilah bahkan untuk hal yang mustahil sekalipun. Karena mimpi adalah doa. 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 734

Trending Articles